“Jika tak memiliki kebiasaan membaca alangkah sempitnya
hidup | karena dalam bacaanlah sebuah jendela Ilmu”
Saat itu kelas 2 SMP, detik pertamaku memegang sebuah buku
bacaan_meskipun sebuah komik awalnya, dan itupun bukan karena hobi atau
penggila komik tapi penasaran dengan sebuah pembicaraan teman-teman di Sekolah.
Yup.. Komik Naruto. Sebuah fenomenal tahun 2007-an yang ketika itu sekolahku
sangat-sering membicarakan Serial Anime Naruto. Bayangkan saja, hari senin saat
upacara pagi misalnya saat barisan diwajibkan rapi dan gak boleh ada yang
berbicara namun tetap saja ada yang berbicara, meskipun dengan bisikkan. Saat
itu teman saya yang berbisik-bisik itu_entah apa yang dibahasnya_namun ekspresi
wajah dan semangatnya ketika sedang cerita ibarat orang yang sedang membahas
Kasus tingkat dunia. Mata, alis, idungnya kempas-kempis semuanya bergerak
(jangan di bayangin) saking semangatnya anak ini. “Emang cerita apaan sih ?”
pikirku, ternyata…. Ehhh Naruto yang ia
tonton tadi malam! -_-
Gak selesai sampai disitu, teman
saya tadi masih saja berecerita ria tentang Naruto hingga masuk dalam kelas…
Ada guru… masih asyik bercerita,.. Guru keluar.. Masih lanjuut.. Bahkan sampai
bel istiraht berbunyi!
“Astgafirullah, ini anak ayaknya sudah keracunan Naruto!” kata saya dalam hati.
“Astgafirullah, ini anak ayaknya sudah keracunan Naruto!” kata saya dalam hati.
Parahnya , bukan cuma teman-teman
kelas doang, ternyata anak-anak kelas lain juga ikut terjangkit Narutoria,
mereka juga bahkan rela duduk bahkan berdiri melingkar hanya untuk berdiskusi
panjang tentang Naruto yang mereka sama-sama menontonnya tadi malam (ini nih
yang parah) kalo gak salah ingat di GlobalTV tayangnya :D
“Tiada hari tanpa Naruto”, itulah slogan komunitas Narutoria ini apalagi mengingat saat itu (kata mereka) Neji sama Kidoumaru sedang brantem.( Hehehe, masih ingat ternyata)
“Tiada hari tanpa Naruto”, itulah slogan komunitas Narutoria ini apalagi mengingat saat itu (kata mereka) Neji sama Kidoumaru sedang brantem.( Hehehe, masih ingat ternyata)
Singkat
cerita, karena se-begitu maniaknya teman-teman saya waktu itu sama Naruto, mau
gak mau nih saya juga “harus” ikut nimbrung bareng mereka, dengerin cerita
mereka dan lain hal. (Penasaran juga sih
wwkwk)
Alhamdulillah, ternyata ada teman saya yang mengajak saya diskusi waktu itu tentang Naruto. Senang juga rasanya, dengan detail gerakkan, jurus, dan kata-katanya ia rekam melalui ingatannya kemudian ia sampaikan pada saya. “Waduuh, ini anak makan apa yah, semangatnya minta ampun -_-“ kata saya dalam hati, meskipun pada saat yang bersamaan saya mendapat banyak informasi tentang Dunia Naruto. Yaahh, meskipun pada akhirnya saya tahu ternyata yang dia ceritakan tentang Naruto ada bo’ongnya, banyak yang dia tambah-tambahin… :D
Alhamdulillah, ternyata ada teman saya yang mengajak saya diskusi waktu itu tentang Naruto. Senang juga rasanya, dengan detail gerakkan, jurus, dan kata-katanya ia rekam melalui ingatannya kemudian ia sampaikan pada saya. “Waduuh, ini anak makan apa yah, semangatnya minta ampun -_-“ kata saya dalam hati, meskipun pada saat yang bersamaan saya mendapat banyak informasi tentang Dunia Naruto. Yaahh, meskipun pada akhirnya saya tahu ternyata yang dia ceritakan tentang Naruto ada bo’ongnya, banyak yang dia tambah-tambahin… :D
Karena
pingin dapat info dan pengetahuan langsung tentang Naruto, kurang lebih 2 hari
setelah diceritain, saya langsung beli komiknya. Hasilnya? Hehehe, luar biasa
keren, wajar aja mereka ketagihan. (atau mungkin kamu juga? J)
Dari sini, setiap hari saya berdiskusi, menanyakan pada mereka tentang hal yang belum saya tahu dalm cerita ini. Bahkan tak jarang saya nyamperin mereka dalam kelasnya hanya untuk bertanya.
Dari sini, setiap hari saya berdiskusi, menanyakan pada mereka tentang hal yang belum saya tahu dalm cerita ini. Bahkan tak jarang saya nyamperin mereka dalam kelasnya hanya untuk bertanya.
Dan mau tahu? Se-tahun setelah itu, ketika menginjak kelas 3
SMP sayalah yang paling menguasai tentang Anime Naruto ! Yang dulunya saya yang
bertanya pada mereka, sekarang giliran mereka yang bertanya pada saya. Waahh,
sebuah percepatan yang luar biasa ! Ga cukup sampai disana, kebetulan Naruto
ada dalam bentuk Game PS2, dan tak ada satupun teman-teman disekolah yang mampu
mengalahkan saya ketika bertarung (kecuali menurut informasi ada 2 orang dari
kelas 3A yang jago) dalam GameBattle !
Minggu
demi minggu, waktu terus berlalu. Kehidupan pribadi mulai berubah. Dari dalam
kamar hingga sekolah, hidup saya terkiblatkan pada Naruto (maniak nih :D).
Kerjaan tiap harinya di atas meja belajar saya menggambar beberapa tokohnya dan
baca Komiknya, jika lelah saya move dari situ kemudian bermain gamenya kurang
lebih 4 jam sehari. Di sekolah? Sama, selain mengajarkan ilmu Naruto pada
teman-teman kelas (Ha? Ilmu?) penampilan juga saya rubah ‘harus’ seperti Sasuke
Uchiha. (Tapi sayang banget ini gak bisa, soalnya sifat saya dan Sasuke berbeda
180derajat :D).
Lalu
inilah klimaksnya, menakjubkan dan anehnya. Saking sukanya sama Serial Anime
ini saya memberanikan diri mendirikan organisasi ! Yup, kamu gak salah baca sobat. Nama
organisasinya pun saya ambil dari Film ini: AKATSUKI namanya. J
Awalnya aneh dan ditertawakan, bagi teman-teman saya yang lain ini hal paling imajinatif dan konyol ! “Lhaa? Biarlah!? Toh bukan mereka yang ngasi saya makan” santai saya bergumam.
Dari Akatsuki inilah saya banyak belajar, oya, almost forgot kalo anggota organisasi ini berjumlah 9 orang (dengan saya) dan system, aturan, dan lainnya pure dan asli Akatsuki seperti di Film.
Awalnya aneh dan ditertawakan, bagi teman-teman saya yang lain ini hal paling imajinatif dan konyol ! “Lhaa? Biarlah!? Toh bukan mereka yang ngasi saya makan” santai saya bergumam.
Dari Akatsuki inilah saya banyak belajar, oya, almost forgot kalo anggota organisasi ini berjumlah 9 orang (dengan saya) dan system, aturan, dan lainnya pure dan asli Akatsuki seperti di Film.
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun (ini cerita atau
puisi -_- ?) Saya menginjak kelas 2 SMA, disini saya mulai berpikir tentang
arti hidup, (ini Naluriah namanya…Wajar)
“Kalo komik saja saya membacanya gak makan waktu lama, kenapa Buku
pelajaran tidak?”. Dan Alhamdulillah, saya berhasil mengganti kebiasaan ‘Membaca Komik’ dengan membaca buku
Ilmu pengetahuan umum dan buku-buku Islami. (Lebih tepatnya mengurangi, bukan
mengganti. Sobat juga begitu ya hehe)
Yang mendatangkan banyak manfaaat.
WAH…
Udah ya, cukup sekian ceritenye takutnya pada kabur semua :D
Langsung aja nih, mungkin ada beberapa hikmah yang bisa kita
petik dalam cerita saya ini
Check it out !
- Yang pertama, kita bahas tentang ‘TEMAN dan LINGKUNGAN’.
Sobat, percaya atau tidak hidup kita tak bisa lepas dari seorang teman, karena
merekalah yang membuat kita merasa ada, kedua lingkungan, disanalah kita
tinggal, disanalah kita beradaptasi, disanalah kita belajar dan sebagainya.
Namun, bukan maksud mempengaruhi nih sob, saran saya cerdaslah dalam memilih
teman karena merekalah “teladan” kita secara tak sengaja yang ada pada diri
kita merupakan sesuatu yang ada juga pada teman kita. Kemudia pandailah
bergaul, coba bayangin jika seandainya lingkungan saya ketika SMP kelas 2 tadi
membahas tentang hal-hal yang berbau porno?! Jelas saya mungkin juga akan
ngikutiin aruss (Ihh, ngeri tho? Atau
mungkinsekarangkamujugaudahkenaarus >.< !)
- Kedua, jadilah unggul didalamnya.
Artinya apa? Begini, saya ahli ketika berbicara tentang Naruto bahkan sampai
mendirikan Organisasinya, itu karena saya selalu update dan MAU berusaha paham
tentang Naruto. Nah, alangkah kereeennnya jika yang kamu usahakan itu tentang
satu bidang yang ingin kamu kuasain? Ishh, keren tuh. Masalah Komputer
misalnya, atau tentang suatukeahlian fisik, karate atau apapun itu. Jadilah
unggul di dalamnya. (JANGAN NARUTO ! BAHAYA !)
- Terakhir, ganti Habitsmu, disini memang agak berat.
Tapi tau gak ? SESUATU YANG TAK BISA KITA LAKUKAN TAPI ORANG LAIN BISA MELAKUKANNYA
PERBEDAANNYA TIPIS: BIASA ! (HABITS)
Gak percaya ? Cob abaca teks dibawah ini:
“Km lg dmn? Jpt q bsa gk ? cpt yah. Cozx q pgn ke sklh.”
Saya gak salah ketik kok. Kalo kamu bisa bacanya, itu berarti kamu BIASA berSMS ria. Coba kamu kasih kalimat ini pada Papa atau mamamu… Yakinlah, butuh se-tahun bagi mereka untuk mencerna konteks dan teks di atas :D
Apakah kamu udah paham apa itu KEBIASAAN (HABITS) ? Jika telah memahami apa itu Habits, maka mulailah merubah semua KEBIASAANMU. Misalnya, kamu gak biasa pakek Jilbab syar’i, cobalah pakek dari sekarang InsyaAllah nanti biasa, toh kamu sama temen-temen Rohis sama-sama Manusia tho? Bedanya, mereka MAU taat, sedangkan kamu … (isi sendiri).
Gak percaya ? Cob abaca teks dibawah ini:
“Km lg dmn? Jpt q bsa gk ? cpt yah. Cozx q pgn ke sklh.”
Saya gak salah ketik kok. Kalo kamu bisa bacanya, itu berarti kamu BIASA berSMS ria. Coba kamu kasih kalimat ini pada Papa atau mamamu… Yakinlah, butuh se-tahun bagi mereka untuk mencerna konteks dan teks di atas :D
Apakah kamu udah paham apa itu KEBIASAAN (HABITS) ? Jika telah memahami apa itu Habits, maka mulailah merubah semua KEBIASAANMU. Misalnya, kamu gak biasa pakek Jilbab syar’i, cobalah pakek dari sekarang InsyaAllah nanti biasa, toh kamu sama temen-temen Rohis sama-sama Manusia tho? Bedanya, mereka MAU taat, sedangkan kamu … (isi sendiri).
Begitu juga dengan kebiasaan lain, mambaca misalnya. Intinya
gantilah kebiasaan nongkrong dengan membaca buku :D
Moga manfaat teman-teman.
For more, find me: @Iman1453
Moga manfaat teman-teman.
For more, find me: @Iman1453
Mengulang-ulang untuk Mengingat dan Mengingat-ingat untuk Mengulang ( HABITS ) :D
ReplyDelete