“Ini
kesekian kalinya aku memperingatkanmu, kita boleh saja berpacaran tapi jangan
main pegang-pegang ! Aku nggak suka !” Tukas Fany.
“Lantas apa arti dari semua ini kalo pegang tanganmu aja aku ndak boleh ?!” tanya ardi keheranan.
“Pokoknya nggak boleh, sewajarnya aja.” Fany berkilah, mencoba menjelaskan.
“ Aahh, gak asik. Tuh liat, Inas, Lisa, nyaman aja tuh sama cowok mereka. Kamu pegang tangan aja gak boleh.” Ardi mulai menuntut dengan wajah cemberut. Lalu meninggalkan Fany sendiri depan ruang kepala sekolah sore itu.
“Astagfirullah, :’( andai bisa ku jelaskan semua sama Ardi… “ Fany membatin.
“Lantas apa arti dari semua ini kalo pegang tanganmu aja aku ndak boleh ?!” tanya ardi keheranan.
“Pokoknya nggak boleh, sewajarnya aja.” Fany berkilah, mencoba menjelaskan.
“ Aahh, gak asik. Tuh liat, Inas, Lisa, nyaman aja tuh sama cowok mereka. Kamu pegang tangan aja gak boleh.” Ardi mulai menuntut dengan wajah cemberut. Lalu meninggalkan Fany sendiri depan ruang kepala sekolah sore itu.
“Astagfirullah, :’( andai bisa ku jelaskan semua sama Ardi… “ Fany membatin.
Fany, anak yang lumayan alim disekolahnya, namun ia belum bisa meninggalkan maksiat pacaran. Yah, mungkin kebawa sejak SMP. Soalnya dulu fany tidaklah seperti sekarang, ia sangat sering gonta-ganti pacar. Bosen satu sikat yang lain, dan gak bisa liat cowok yang mirip seperti artis korea yang ia idolakan.
Tetapi semenjak SMA ia ingiiiiin sekali meninggalkan masa-masa “jahilyah”nya ini. Soalnya banyak hal negatif yang ia rasakan dan lakukan saat pacaran, mulai dari sering izin ke kantin, ke WC, kadang parahnya ia sempatin keluar kelas jika ia mulai merasa bosan dengan pelajaran. Kenapa? Wajar semua itu terjadi, karena di otaknya hanya pacaran,pacaran dan pacaran. Hanya Ardi yang ia pikirkan, seorang cowok yang ia sering bolos sekolah karenanya.
Tetapi, saat ini lain ceritanya.
Kisah hidupnya berubah semenjak ia mengenal seorang laki-laki. Seorang Mentor
yang ada disekolahnya, dimana sang Mentor ini yang selalu memberikan
kajian-kajian Islam di Mushola sekolah. Gak kalah cakep sama Ardi pacarnya
sekarang.
Karena Fany orangnya organisatoris, maka semua bidang ia geluti. Dari PMR, PRAMUKA, OSIS dan satu Organisasi yang dimana nggak ia suka, ROHIS. Fany sangat bosan dan BT jika ada orang yang sering ceramah dan ngoceh tentang Islam, apalagi jika sampai ada yang menyinggung masalah pacaran, hemmm... Di jamin ia pasti langsung cabut dan pulang ! Tentunya, diantar sama Ardi.
Namun, sore itu berbeda, karena lagi kesepian dirumah ia kesekolah dengan pakaian biasa khas anak SMA, celana Levis Biru dan Baju putih lengan panjang serta jilbab yang berwarna putih pula.
Karena Fany orangnya organisatoris, maka semua bidang ia geluti. Dari PMR, PRAMUKA, OSIS dan satu Organisasi yang dimana nggak ia suka, ROHIS. Fany sangat bosan dan BT jika ada orang yang sering ceramah dan ngoceh tentang Islam, apalagi jika sampai ada yang menyinggung masalah pacaran, hemmm... Di jamin ia pasti langsung cabut dan pulang ! Tentunya, diantar sama Ardi.
Namun, sore itu berbeda, karena lagi kesepian dirumah ia kesekolah dengan pakaian biasa khas anak SMA, celana Levis Biru dan Baju putih lengan panjang serta jilbab yang berwarna putih pula.
Saat itu memang tak ada jadwal les atau organisasi dan gak ada janjian sama Ardi buat ketemu, tapi sekedar menghilangkan penat dirumah. Yah, hanya itu. Kemudian entah kenapa Fany ingin memasuki Mushola, soalnya disana ada beberapa teman kelas yang sedang mendengarkan mentoring dan kebetulan yang ngisi Mentoringnya adalah seorang kakak kelasnya, Kak Pendi. Begitu teman-teman Fany menyapanya.
“Waahh, asiikk nih Kak Pendy yang ngisi. Hihihi” Fany bergumam dan terlihat senyum-senyum sendiri sembari melangkah memasuki Mushola. Soalnya kak Pendi ini satgas Mos yang tercakep yang pernah Fany kenal sekaligus kakak kelas yang topone lah disekolah.
“…jadi gak boleh berdua-dua’an ya adek-adek “
“ Iyaa, kak..”
Jawab para Mentee yang sedang fokus mendengar Kak Pendi menyampaikan materi. Karena penasaran, Fany bertanya pada teman cewek disampingnya.
“ Ehh, ini tema-nya apa sih?” Bisik Fany.
“ Owwh, tentang Khalwat nih. Yahh, tadi sempat nyinggung pacaran juga lho..” jelas temannya
“ Owwhh,, iya. Thank’s” jawab Fany sambil lalu meskipun ia tak mengerti.
Fokus…fokus… seriusss… dan tak jarang Fany dan mentee yang lain tertawa karena guyonan yang dilancarkan Kak Pendi pada mereka.
Dan ada satu kalimat yang keluar dari lisan Kak Pendi saat itu dan benar-benar membuat Fany tak berkutik.
“ Dek, cowok yang gajak kalian pacaran itu miskin komitmen. Kalo serius yah ngapain pacaran ? Kan ada jalur pernikahan? Melalui materi ini kakak gak nyuruh kalian buru-buru nikah kok. Gak sama sekali. Tapi kakak pingin kalian jaga diri, kenapa? Karena belum saatnya kalian mengumbar Cinta yang pada dasarnya adalah Nafsu. Dikit manfaat, banyak ngundang maksiat”
Dessshh!!
Fany terdiam.
Kak Pendi melanjutkan, “Rasul telah memperingatkan kita bahwa “Lebih baik kalian ditusuk dengan jarum dari besi, dibanding kalian menyentuh wanita yang bukan mahram” HR. Thabrani. Hadist ini memang untuk cowok, tapi ini semata-mata Rasul ingin melindungi wanita dan memuliakan wanita. Adek-adek paham ?”
“Paham kaaaak !!” Sahut para mentee bersamaan.
Namun tidak dengan Fany. Saat itu ia betul-betul terdiam. Ia baru saja mendengar kalimat yang harusnya tak ia dengar. Tubuhnya bergetar, takut dan cemas…
“Ardi… “ Ia bergumam dalam hati.
Wajar Fany sangat merasa cemas, dulu ketika SMP Fany amat sering berdua-duaan dengan cowoknya, peluk-pelukan diatas motor. Dan dengan bangga pegang-pegangan !
Saat
mentoring usai, Fany masih terlihat biasa-biasa saja. Gak ada pengaruh sama
sekali, soalnya saat itu juga teman-teman kelasnya mengajaknya ke kantin. Namun
ketika ia hendak pulang kerumah, tiba-tiba HP Fany berdering, ada sms masuk.
Waahh, dari Ardi rupanya.
“ Lagi dimana sayang? “ tanya Ardi.
Fany terdiam sebentar, sejenak memikirkan mau balas apa. Singkat dan jelas Fany menjawab.
“ Lg d skolah, kenapa ? “
“ Owwh, ngapain disekolah? Aku kesitu yah?”
“ Ngapain ? Okelah, tapi cepeet, aku mau pulang nih” Fany mengetik sambil berjalan menuju gerbang depan sekolah dan menunggu Ardi di depan sana.
Beberapa saat kemudian Fany menuju gerbang dan berdiri disana, tiba-tiba Ardi datang dengan motor suzuki FU-nya.
Fany menatapnya, kemudian Ardi membuka kaca helm.
“ Ngapain disini yank? Tadi pagi katanya gak ada les…?!” Ardi mulai bertanya dengan penasaran.
“ Hmm. Gak kok, sumpek aja dirumah. Pengen main-main aja..” Jawab Fany santai.
“ Kok gak SMS aku? Kan bisa Aku jemput tho ? Kebiasaan !” Ardi mengomel.
“ Ihhhh, gak harus bareng terus tho kita ? Kan tadi pagi udah duduk bareng. “ Fany mencoba menghibur Ardi.
“ Yahh, se enggaknya kamu SMS lha, biar aku anter dan supaya kamu gak sendirian kesekolah” Ardi berkomentar dengan nada omelan khas cowok.
“ Wahh, udahlah. Itu aja dipermasalahin. Udahlah, antar aku pulang.” Fany mengakhiri perdebatannya kemudian ia naik keatas motor Ardi. Dan yah… seperti biasa, peluk lagi.
“ Lagi dimana sayang? “ tanya Ardi.
Fany terdiam sebentar, sejenak memikirkan mau balas apa. Singkat dan jelas Fany menjawab.
“ Lg d skolah, kenapa ? “
“ Owwh, ngapain disekolah? Aku kesitu yah?”
“ Ngapain ? Okelah, tapi cepeet, aku mau pulang nih” Fany mengetik sambil berjalan menuju gerbang depan sekolah dan menunggu Ardi di depan sana.
Beberapa saat kemudian Fany menuju gerbang dan berdiri disana, tiba-tiba Ardi datang dengan motor suzuki FU-nya.
Fany menatapnya, kemudian Ardi membuka kaca helm.
“ Ngapain disini yank? Tadi pagi katanya gak ada les…?!” Ardi mulai bertanya dengan penasaran.
“ Hmm. Gak kok, sumpek aja dirumah. Pengen main-main aja..” Jawab Fany santai.
“ Kok gak SMS aku? Kan bisa Aku jemput tho ? Kebiasaan !” Ardi mengomel.
“ Ihhhh, gak harus bareng terus tho kita ? Kan tadi pagi udah duduk bareng. “ Fany mencoba menghibur Ardi.
“ Yahh, se enggaknya kamu SMS lha, biar aku anter dan supaya kamu gak sendirian kesekolah” Ardi berkomentar dengan nada omelan khas cowok.
“ Wahh, udahlah. Itu aja dipermasalahin. Udahlah, antar aku pulang.” Fany mengakhiri perdebatannya kemudian ia naik keatas motor Ardi. Dan yah… seperti biasa, peluk lagi.
Sampai tiba dirumah, Fany tak berbicara banyak dan tak menyuruh Ardi masuk seperti biasanya.
“ Makasih yah sayang.. Oya, Aku masuk dulu yah. Dah. “ Fany terburu-buru dan masuk dalam rumah.
“ Hei !!” Teriak Ardi dari luar.
Kemudian mama Fany keluar rumah dan melihat Ardi sendiri, biasanya Fany dan Ardi ketika sampai depan rumah mereka terus mengobrol, seolah tak habis topik pembicaraan padahal pagi ketemu, sore ketemu, diatas motorpun ketemu lagi, hingga depan pintu rumah Fany.
Mama Fany menegur Ardi yang masih terdiam depan rumah Fany.
“ Lho, Ardi kok gak masuk ? Fany mana? Tumben.. “ Mama Fany tersenyum kecil.
“ Hehehe, ndak tante. Fany tadi udah masuk duluan kedalam. Jadi memang gak ada yang perlu dibahas lagi,. Ardi balik dulu ya Tante.” Ardi menyeringai menyembunyikan kecewanya, kemudian dengan cepat membalikkan motornya.
“Iya, hati-hati nak ! “ sahut Mama Fany.
Ardi tak habis pikir, ada apa dengan Fany ? Padahal sejak pagi tadi disekolah Fany dan dia romantis-romantis aja tuh. Kekantin bareng, ngantar Fany ngerjain tugas di perpus juga bareng, trus apa yang kurang ? Ardi bertanya-tanya dalam hati…
Malampun
tiba, setelah sholat Isya’ Fany langsung masuk kedalam kamar lalu mencabut
Hp-nya yang saat itu ia charge agar baterainya bisa terisi penuh untuk dia
berbicara dengan Ardi sebentar lagi.
“Rasul telah memperingatkan kita bahwa “Lebih baik kalian ditusuk dengan jarum dari besi, dibanding kalian menyentuh wanita yang bukan mahram” HR. Thabrani. Hadist ini memang untuk cowok, tapi ini semata-mata Rasul ingin melindungi wanita dan memuliakan wanita. Adek-adek paham ?”
Fany kembali teringat kata-kata ini, kata-kata yang ia sembunyikan dari Ardi sejak sore tadi.
Ketika ia ingin menelpon Ardi, tiba-tiba ada SMS masuk.
Dari Ardi..
“ Yank, kamu kenapa? Beda banget !” Singkat Ardi.
“ Gak kok yank, I’m fine. Hehehe. Tadi serius aku bener-bener gak enak badan. Panas-dingin gitu rasanya” Balas Fany.
“ Ng.. Kamu sakit ? “
“ ah, ndak kok.. Oya Di, aku pengen ngomong sesuatu. Tapi aku telpon yah?” Kataku.
Ardi tak membalas SMSku, mungkin ia langsung ingin berbicara lewat telpon sesuai permintaanku.
Fany benar-benar tertekan, ia sangat takut pada Ardi. Namun setelah mendengar untaian hadist Rasul SAW tadi dari mulut Kak Pendi, rasanya ia harus mengatakan ini sekarang.
Fany mulai mencari kontak nama Ardi dan ragu-ragu untuk menelponnya. Tapi, inilah jalan yang harus ia tempuh, bahwa pacaran dalam Islam haram hukumnya !
Fany memanggil, kemudian menempelkan Hp-nya pada telinga kirinya. Belum lama bunyi ‘tuuut’ Ardi langsung mengangkat.
“ Iya, ada apa sayang? “ Kata Ardi dengan nada menggoda.
Fany tak ingin lagi…. Ia mulai menangis, namun tertahan dan tak mengeluarkan suara.
“Rasul telah memperingatkan kita bahwa “Lebih baik kalian ditusuk dengan jarum dari besi, dibanding kalian menyentuh wanita yang bukan mahram” HR. Thabrani. Hadist ini memang untuk cowok, tapi ini semata-mata Rasul ingin melindungi wanita dan memuliakan wanita. Adek-adek paham ?”
Fany kembali teringat kata-kata ini, kata-kata yang ia sembunyikan dari Ardi sejak sore tadi.
Ketika ia ingin menelpon Ardi, tiba-tiba ada SMS masuk.
Dari Ardi..
“ Yank, kamu kenapa? Beda banget !” Singkat Ardi.
“ Gak kok yank, I’m fine. Hehehe. Tadi serius aku bener-bener gak enak badan. Panas-dingin gitu rasanya” Balas Fany.
“ Ng.. Kamu sakit ? “
“ ah, ndak kok.. Oya Di, aku pengen ngomong sesuatu. Tapi aku telpon yah?” Kataku.
Ardi tak membalas SMSku, mungkin ia langsung ingin berbicara lewat telpon sesuai permintaanku.
Fany benar-benar tertekan, ia sangat takut pada Ardi. Namun setelah mendengar untaian hadist Rasul SAW tadi dari mulut Kak Pendi, rasanya ia harus mengatakan ini sekarang.
Fany mulai mencari kontak nama Ardi dan ragu-ragu untuk menelponnya. Tapi, inilah jalan yang harus ia tempuh, bahwa pacaran dalam Islam haram hukumnya !
Fany memanggil, kemudian menempelkan Hp-nya pada telinga kirinya. Belum lama bunyi ‘tuuut’ Ardi langsung mengangkat.
“ Iya, ada apa sayang? “ Kata Ardi dengan nada menggoda.
Fany tak ingin lagi…. Ia mulai menangis, namun tertahan dan tak mengeluarkan suara.
“Heloo, bebh? Are u there ?” Panggil Ardi.
“ Ah, iyaa.. hehehe. Tadi sampai dimana yank?” Jawab Fany kelabakan.
“ Lho, kok sampai dimana sih ! Kamu belum ngomong apa-apa sayang…”
“ . . . . Di, kita putus yah ?“ Fany mulai terisak menutup mulutnya.
“ Hah, kita PUTUS ???” Ardi berteriak dari kejauhan sana.
“ Iyaaa… Hikss..hiks..” Fany tak sanggup berbicara, air matanya mulai deras.
‘tiitt.. !’
Ardi mematikan telepon.
Fany menangis tak tertahankan, ia menyeka air matanya dengan tisu. Dan menutup mulutnya, ia benar-benar tak sanggup dengan semua ini. Jika mengingat semua kenangan yang telah ia lewati bersama Ardi sejak mereka SMP kelas 2. Apalagi jika saat pulang sekolah, Ardi selalu memberinya Es Krim coklat kesukaannya, dan itu terjadi setiap hari.
“ Assalamualaikum…”
Suara Ardi. Wah, ternyata Ardi benar-benar datang kerumah Fany, meminta kejelasan ada apa sebenarnya. Kenapa Fany tiba-tiba memutuskan hubungan mereka.
“ Waalaikumsalam” Sahut Fany dari dalam kamar, kebetulan kamarnya dekat dengan pintu ruang tamu.
“ Ah, iyaa.. hehehe. Tadi sampai dimana yank?” Jawab Fany kelabakan.
“ Lho, kok sampai dimana sih ! Kamu belum ngomong apa-apa sayang…”
“ . . . . Di, kita putus yah ?“ Fany mulai terisak menutup mulutnya.
“ Hah, kita PUTUS ???” Ardi berteriak dari kejauhan sana.
“ Iyaaa… Hikss..hiks..” Fany tak sanggup berbicara, air matanya mulai deras.
‘tiitt.. !’
Ardi mematikan telepon.
Fany menangis tak tertahankan, ia menyeka air matanya dengan tisu. Dan menutup mulutnya, ia benar-benar tak sanggup dengan semua ini. Jika mengingat semua kenangan yang telah ia lewati bersama Ardi sejak mereka SMP kelas 2. Apalagi jika saat pulang sekolah, Ardi selalu memberinya Es Krim coklat kesukaannya, dan itu terjadi setiap hari.
“ Assalamualaikum…”
Suara Ardi. Wah, ternyata Ardi benar-benar datang kerumah Fany, meminta kejelasan ada apa sebenarnya. Kenapa Fany tiba-tiba memutuskan hubungan mereka.
“ Waalaikumsalam” Sahut Fany dari dalam kamar, kebetulan kamarnya dekat dengan pintu ruang tamu.
Agak lama, soalnya Fany harus memasang dulu jilbab dan
roknya.
Fany membuka pintu, ia tahu siapa sebenarnya diluar. Karena hanya nada suara Ardi saja yang ia kenal dan ia mau membukakan pintu. Jika ada tamu yang lain, ia serahkan pada mama atau papanya.
Fany tertunduk, diam dan langsung duduk. Satu hal yang Ardi tahu, bahwa
Fany saat itu cantik sekali.
“Ada apa Fan, kenapa tiba-tiba gini… “ Lirih Ardi.
“ Maafin Aku Di, Aku sayaaaang bangett sama Kamu. Tapi akhirnya aku sadar bahwa kita gk selamanya kayak gini. Aku pingin putus bukan karena bosan. Tapi hubungan kita rawan Zina dan dimurkai Allah, aku baru paham akan hal itu sejak tadi sore. Aku sangat ingin menjelaskannya padamu tapi aku sangat takut kamu bakalan marah. “ Sekali lagi, Fany meneteskan air mata.
“ Tapi, bukankah sudah sering kita bahas akan hal itu? Tapi kamu fine-fine aja tuh, ga sampe mutusin Aku ! “ suara Ardi mulai meninggi, ia sangat kecewa dengan keputusanku yang sepihak.
“ Iya Di, aku tahu... Tapi, ini demi kebaikan kita. Aku ingin berubah sejak dulu tapi terus aku tahan karena aku sayang kamu. Namun hal itu tak bisa aku pertahankan, karena kita gak bisa memperbaiki diri dan gak akan bisa selamanya kita masih berdua-duaan. Aku pengeennn banget kamu ngerti. Seperti kamu ngertiin aku ketika aku cemberut dan kesel, dan sekarang, dari lubuk hatiku, aku berharap kamu lakuin itu sekarang. “ Suara fany terdengar serak.
Fany membuka pintu, ia tahu siapa sebenarnya diluar. Karena hanya nada suara Ardi saja yang ia kenal dan ia mau membukakan pintu. Jika ada tamu yang lain, ia serahkan pada mama atau papanya.
Fany tertunduk, diam dan langsung duduk. Satu hal yang Ardi tahu, bahwa
Fany saat itu cantik sekali.
“Ada apa Fan, kenapa tiba-tiba gini… “ Lirih Ardi.
“ Maafin Aku Di, Aku sayaaaang bangett sama Kamu. Tapi akhirnya aku sadar bahwa kita gk selamanya kayak gini. Aku pingin putus bukan karena bosan. Tapi hubungan kita rawan Zina dan dimurkai Allah, aku baru paham akan hal itu sejak tadi sore. Aku sangat ingin menjelaskannya padamu tapi aku sangat takut kamu bakalan marah. “ Sekali lagi, Fany meneteskan air mata.
“ Tapi, bukankah sudah sering kita bahas akan hal itu? Tapi kamu fine-fine aja tuh, ga sampe mutusin Aku ! “ suara Ardi mulai meninggi, ia sangat kecewa dengan keputusanku yang sepihak.
“ Iya Di, aku tahu... Tapi, ini demi kebaikan kita. Aku ingin berubah sejak dulu tapi terus aku tahan karena aku sayang kamu. Namun hal itu tak bisa aku pertahankan, karena kita gak bisa memperbaiki diri dan gak akan bisa selamanya kita masih berdua-duaan. Aku pengeennn banget kamu ngerti. Seperti kamu ngertiin aku ketika aku cemberut dan kesel, dan sekarang, dari lubuk hatiku, aku berharap kamu lakuin itu sekarang. “ Suara fany terdengar serak.
Fany bercerita perlahan tapi pasti, panjang dan lebar mengenai semua yang telah ia alami, sesekali ia menengok Ardi, ternyata Ardi juga menyeka air matanya.
“ Ya Allah, apakah aku sejahat ini?” Kataku dalam hati. “Aku merasa ia mencoba kuat, padahal sekarang ia sangat terlihat lemah, dan malam ini aku merasa orang paling jahat sedunia.”
“ Baiklah, mungkin ini adalah pilihanmu. Aku takkan memaksamu untuk terus bersamaku walaupun aku tak ingin kita berpisah, maafin aku yang egois dan dan belum bisa ngertiin kamu. Aku sayang kamu.
Semoga kamu bisa nemuin jodoh yang lebih baik dariku dan bisa membimbingmu ke jalan yang benar. Selamat tinggal.”
Ardi tak mengatakan apa-apa lagi selain itu, ia lantas pergi. Dengan cepat dan seperti bayangan yang berbisik bagi Fany. Sakit, benar-benar sakit hati Fany saat itu. Melepaskan Ardi saat terberat dalam hidup Fany saat itu. Namun Fany lebih memilih ALLAH daripada Ardi.
“ Ya Allah aku telah memilih-Mu, bantulah aku tuk tetap tegar menghadapi semua ini… :’) ”
Batin Fany dalam kamar.
Besoknya
Fany berazam untuk berubah, ia datang kesekolah dengan mengenakan jilbab yang
mengulur hingga ke dada, ia tetap terlihat anggun dengan itu semua. Dan setelah
malam itu ia benar-benar lost contact dengan Ardi, meski sesekali ia
memandangnya dari jauh ketika Ardi sedang bermain basket atau belanja ke
kantin. Yah, tanpa ditemani seorang Fany.
Ardi mungkin cinta pertama Fany, namun semua itu harus Fany jadikan cinta terakhirnya tuk bisa memulai kembali cinta pertama dengan suaminya kelak.
Ardi mungkin cinta pertama Fany, namun semua itu harus Fany jadikan cinta terakhirnya tuk bisa memulai kembali cinta pertama dengan suaminya kelak.
:’)
Meski perih, memutuskan pacar karena Prinsip Islam adalah sesuatu yang keren. Perlu diberi apresiasi yang besar sebagai pilihan cerdas. Gak banyak yang mampu dan mau, tapi kalo mau dicoba silahkan. Nanti dimampukan Allah. Mau coba ?
[cek juga part II-nya shalihat]
Meski perih, memutuskan pacar karena Prinsip Islam adalah sesuatu yang keren. Perlu diberi apresiasi yang besar sebagai pilihan cerdas. Gak banyak yang mampu dan mau, tapi kalo mau dicoba silahkan. Nanti dimampukan Allah. Mau coba ?
[cek juga part II-nya shalihat]
Semoga Manfaat | Pengarang dadakan, Iman Rusmawansyah.
For More, find me on twitter: @Iman_rk
For More, find me on twitter: @Iman_rk
0 comments:
Post a Comment