Namun hanya ingin sedikit menyampaikan beberapa hal terkait Psikologi dan, kami
berharap semoga tulisan ini menjadi bahan renungan kita dan semoga bisa
menginspirasi kita sebagai Muslim agar lebih mendalami psikologi dan agama ini. Serta
menjadikan kita sebagai Psikolog Muslim yang jauh dari “Lubang Biawak”.
Belum
lama ini, kami mencintai dan mengagumi Psikologi, sebuah ilmu pengetahuan
independent dari eropa yang lahir sekitar tahun 1.600an. Menurut kami, sebuah
ilmu yang relatif muda, bagi kami secara pribadi mempelajari dan mendalami
Psikologi adalah hal yang menarik, karena banyak teka-teki disana. Namun sejauh
yang kami tahu, Psikologi banyak dipengaruhi oleh paham dan aliran yang
“mengesampingkan” Tuhan.
Kami berpikir, ilmu pengetahuan modern, sebagaimana yang dirumuskan Hegel,
mestinya bersifat objektif dalam menjelaskan fenomena alam, dan hal ini
merupakan suatu kaidah ilmiah yang mendasar. Plato dan Aristotelaes pun – yang
dipandang sebagai peletak dasar pendekatan ilmu untuk rasio semata, lepas dari
ideologi dan nilai-nilai dalam kehidupan manusia – ternyata tidak dapat
melepaskan diri dari pra-konsepsi, dugaan-dugaan dan keyakinan rasio.
Sekali
lagi, sifat objektif 100% dalam ilmu pengetahuan tampaknya merupakan suatu hal
yang MUSTAHIL, karena “the man behind the science” adalah mahluk yang memiliki
kepentingan dan ambisi-ambisi pribadi dan kelompok. Ambisi-ambisi tersebut
bersifat material ataupun filosofis-ideologis. Manusia, adalah mahluk yang
memiliki kepribadian, keyakinan, keinginan, harapan, angan-angan. Karena itu
manusia tak akan pernah dapat melepaskan dirinya 100% dari elemen subjektivitas.
Ilmu pengetahuan modern, termasuk Psikologi, yang tengah berkembang saat ini ternyata tidak dapat melepaskan dirinya dari pengaruh ideologi, angan-angan, dugaan, pra-sangka, kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok.
Ilmu pengetahuan modern, termasuk Psikologi, yang tengah berkembang saat ini ternyata tidak dapat melepaskan dirinya dari pengaruh ideologi, angan-angan, dugaan, pra-sangka, kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok.
Saat
ini, kami masih semester II, namun kami mulai merasakan dilema yang kuat.
Pilihan antar cita-cita dan akidah ! Menurut beberapa kelompok yang “sok”
ilmiah, mengatakan: “Agama adalah gejala yang tidak dewasa dalam mengatur ilmu
pengetahuan.” Sedangkan menurut Agama dikatakan bahwa: “Psikologi adalah ilmu
nakal yang mencoba mengkaji manusia dengan sudut pandang yang sempit.” Memang,
telah banyak ilmu yang kami tahu dalam psikologi yang mungkin memberikan peran
positiv untuk Islam, seperti kondisioning klasik dan kondisioning operant juga
teori belajar Albert Bandura. Yah, meskipun kami belum tahu bahwa sudah banyak
Psikolog-psikolog muslim di luar sana yang menyumbangkan pemikiran mereka untuk
Psikologi. Psikologi Islami khususnya.
Beberapa
waktu lalu, saat sedang membaca buku-buku Psikologi,baik terjemahan ataupun
karya asli Psikolog indonesia kami temukan banyak tokoh yang sama didalamnya.
Dan memang hanya mereka.
Ketika kami merasa penasaran dengan beberapa tokoh utama dalam Psikologi, kami dengan gencar mencari tahu tentangnya. Misalnya Skinner, Maslow dan bapak Psikoanalisa Sigmund Freud. Tiga orang yang telah banyak memberikan sumbangan dalam Psikologi. Dan ternyata mereka, menurut literatur dan informasi yang kami dapat ternyata mereka adalah Atheis.
Dikaitkan dengan perkara ibadah, Skinner dengan teori fenomenal Operant Condisioning-nya, Skinner mengatakan bahwa agama hanyalah khayalan dan takhayul ! Karena itu menurut Skinner, ibadah hanyalah proses reinforcement yang diulang-ulang sehingga menimbulkan pujian dan ketenangan, lalu dengan hal inilah Manusia yang “sholeh”dalam tiap agama cenderung mengulangnya.
Ketika kami merasa penasaran dengan beberapa tokoh utama dalam Psikologi, kami dengan gencar mencari tahu tentangnya. Misalnya Skinner, Maslow dan bapak Psikoanalisa Sigmund Freud. Tiga orang yang telah banyak memberikan sumbangan dalam Psikologi. Dan ternyata mereka, menurut literatur dan informasi yang kami dapat ternyata mereka adalah Atheis.
Dikaitkan dengan perkara ibadah, Skinner dengan teori fenomenal Operant Condisioning-nya, Skinner mengatakan bahwa agama hanyalah khayalan dan takhayul ! Karena itu menurut Skinner, ibadah hanyalah proses reinforcement yang diulang-ulang sehingga menimbulkan pujian dan ketenangan, lalu dengan hal inilah Manusia yang “sholeh”dalam tiap agama cenderung mengulangnya.
Reaksi yang lebih parah adalah
sikap Freud terhadap Agama dan sosok Tuhan. Dalam merangkum pandangan Freud
tentang Agama.
Henry El-lenburger menulis: “Meskipun Freud menghina filsafat,
namun secara jelas ia menyatakan ide-ide filsafatnya yang mempunyai kaitan
dengan ideologi yang materialis dan ateis. Dan filsafatnya ini adalah sebuah
bentuk ekstrim dari positivisme, paham yang dianggap membahayakan agama dan
menganut metafisika yang berlebihan… Freud mendefinisikan Agama sebagai sebuah
ilusi,... suatu bentuk neurosis yang universal, semacam obat bius yang
menghambatseseorang untuk bisa secara bebas menggunakan kecerdasannya, dan
sesuatu yang harus dibuang oleh Manusia.”
Kami
terdiam… tersenyum simpul, entah apapun yang kami rasakan saat itu namun yang
pasti adalah sebuah dilemma. Namun kami tak merasa khawatir, sebab info yang
kami dapat bahwa Freud adalah seorang Freemason. Bukan hal yang mengejuttkan.
Tapi, hal yang membuat kami khawatir adalah saudara-saudara kami yang lain. Kami khawatir bagaimana jika mereka suatu saat nanti meng’iya’kan apa yang Freud dan Skinner kemukakan.
Tapi, hal yang membuat kami khawatir adalah saudara-saudara kami yang lain. Kami khawatir bagaimana jika mereka suatu saat nanti meng’iya’kan apa yang Freud dan Skinner kemukakan.
Akhir kata, semoga Allah meindungi kita semua.
Melalui kajian singkat dan sederhana ini, mudah-nudahan
dapat memberi manfaat. Sedikit atau banyak. Mohon di kritsi dan diberi saran
yah teman-teman. Demi menjaga keutuhan dan kemurnian Psikologi dari gangguan
lisan jahat orang-orang yang ingin menyesatkan kita dari jalan Allah swt.
Dan suatu saat nanti – mari kita sama-sama berharap dan
berdoa pada Allah – semoga muncul seorang Psikolog Muslim yang berlandaskan
Qur’an dan Sunnah yang mulia. Dan kami berharap, mudah-mudahan itu adalah kita.
Aamiin. :)
Semoga manfaat.
For more, find me @Iman_rk
Semoga manfaat.
For more, find me @Iman_rk
0 comments:
Post a Comment