Sunday, December 22, 2013

Dialah Ibumu

12/22/2013 02:46:00 PM

Akan kuceritakan padamu hikayat sebuah nama, yang tak asing tetapi mulai sering lupa kita sapa. Dialah perempuan yang pertama kali mengajarkan kita kata-kata, bahasa, nada, dan apa saja yang membuat kita bahagia.


     Dialah perempuan yang pertama kali mengajarimu bagaimana cara memakai sepatu dan memotong kuku.
Dialah perempuan yang suatu hari melihat kita melangkah pergi, dengan sepatu yang lain, meniggalkannya sendiri: menangis pilu bersama denyit engsel pintu. Menatap punggung kita…

Dialah Ibumu. Nama suci yang di izinkan Tuhan untuk pertama kali kita ucapkan, jauh sebelum nama-namaNya. Nama yang merangkum cinta dari seluruh sejarah manusia. Perempuan yang tak pernah dicemburui Tuhan untuk dicintai manusia jauh mendahuluinya: sebab mencintainya, juga berarti mencintaiNya

Dimanakah dia sekarang ? Apa kabar dia sekarang ? Bagaimana perasaannya ?
Jika pertanyaan-pertanyaan itu tak pernah kita tanyakan untuknya. Baginya, pertanyaan itu akan selalu ada untukmu

Di pasar, di dapur, di kantor, di jalan, di terminal, di tempat suci. Di manapun, baginya… segala tentangmu dalah do’a.

Seburuk apapun kau memperlakukannya, ibu akan selalu bangun pagi untuk sembahyang: mendoakan segala yang terbaik buatmu.

Dialah Ibu – perempuan yang selalu menatap kepergian kita dengan cemas, menunggu kepulangan kita dengan perasaan was-was. Dialah perempuan yang barangkali melupakan sakitnya sendiri untuk merawat sakit kita yang selalu terlalu manja.

Dialah ibumu, perempuan suci yang telah dan akan selalu menyayangimu seperti laut melindungi terumbu. Meskipun kadang kau merasa tak bersamanya, cintanya selalu mengalir di seluruh jalan darahmu. Hingga habis usiamu.

Ya, inilah hikayat sebuah nama, tempat segala cinta bermula dan bermuara. Tuhan begitu menyayangi setiap  ibu, sehingga jika mendapat restunya, Tuhan berjanji merestuimu.

Tetapi apabila ibumu menangis karenamu dan kesedihan menetes sampai ke hatinya, sebagian malaikat-malaikat akan mendoakan butiran-butiran air matanya, hingga menjadi Kristal cahaya yang membuat sebagian malaikat lainnya merasa silau dan marah kepadamu!

Maka, sebab marahnya malaikat adalah marah yang suci: Tuhan tak melarang mereka tatkala menutup semua pintu kebaikan untukmu, menggugurkan semua pahala untuk menutup semua pintu-pintu surge untukmu – hingga ibu memaafkanmu.

Renungkanlah, ibu selalu mencintai kita seolah taka da hari esok, sementara kita terus berjanji akan membahagiakannya besok atau nanti, jika sudah selesai dengan diri kita sendiri. Tapi kapankah akan terjadi ?
Tidak ada yang tahu. Sementara ibu kita selalu menyayangi dan mencintai kita dengan luar biasa meskipun dengan cara yang sederhana. Kita ? Entahlah, barangkali takdir kedua kita sebagai anak adalah mengaku mencintai ibu kita, dengan pembuktian-pembuktian yang selalu tertunda.

Dialah Ibu, yang mengajarkan kita bagaimana cara mengucapkan kata “terimakasih” dan “maaf” untuk tak pernah kita ungkapkan kata itu kepadanya.

BARANGKALI, IBU KITA… MEMANG BUKAN IBU TERBAIK DI DUNIA, SEBAB KITA JUGA BUKAN ANAK TERBAIK DI DUNIA

Semoga kita belum terlambat. Akhukum @Iman_rk

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Be a Ghazi. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top