Sebelum memulai membaca tulisan ini
secara lengkap. Izinkan saya bercerita sedikit, boleh ya ? (Ya boleh lah, ini
kan blog saya ! Terserah saya, mau saya gigit juga terserah ! Hehehe !)
Becanda, becanda.
Becanda, becanda.
Jadi gini ceritanya. Beberapa hari
yang lalu, saya mengingat kembali semua buku yang telah saya baca, semua kitab
karangan para ulama. Yah, sebenarnya gak semua sih, beberapa diantaranya.
Ternyata ada satu hal yang belum sempat saya tuliskan disini, dan satu hal itu
adalah yang terpenting dari yang terpenting, satu hal yang membuat para Ulama
membatalkan pekerjaan mereka dan membuat pekerjaan mereka selesai dengan
sempurna. Entah itu bekerja, menulis, sholat, puasa, dan semua aktivitasnya.
Kok sampai segitunya? Ya iya, karena satu hal itu adalah NIAT. Sekali lagi,
karena disebabkan oleh NIAT.
Makanya kemarin saya sangat
menyesal gak ngebahas masalah ini dari awal pembuatan Blog yang dha’if ini.
Di dalam Kitab Hadist arbain misalnya, (yang belum punya saya sarankan segera memiliki Kitab ini. Murah kok, Cuma Rp.2.500 ditiap daerah InsyaAllah ada) dalam kitab ini ternyata pembahasan awalnya adalah NIAT. Sekali lagi, NIAT. Ini hadistnya:
Di dalam Kitab Hadist arbain misalnya, (yang belum punya saya sarankan segera memiliki Kitab ini. Murah kok, Cuma Rp.2.500 ditiap daerah InsyaAllah ada) dalam kitab ini ternyata pembahasan awalnya adalah NIAT. Sekali lagi, NIAT. Ini hadistnya:
“ Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap
orang mendapat balasan sesuai yang dia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah
hanya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa hijrahnya karena dunia karena dunia yang ia harapkan dan karena
Wanita yang ingin ai nikahi maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan”
[HR. Bukhari & Muslim]
[HR. Bukhari & Muslim]
Diriwayatkan bahwa Imam Abū Sa’īd ‘Abdur Rahmān bin Mahdiy berkata:
“Seandainya saya menulis sebuah kitab, maka dalam setiap babnya akan saya cantum-kan hadits ini”, dan diriwayatkan pula bah-wa beliau berkata:
“Barangsiapa yang ingin menulis sebuah kitab, maka hendaknya ia memulainya dengan hadits ini”
“Seandainya saya menulis sebuah kitab, maka dalam setiap babnya akan saya cantum-kan hadits ini”, dan diriwayatkan pula bah-wa beliau berkata:
“Barangsiapa yang ingin menulis sebuah kitab, maka hendaknya ia memulainya dengan hadits ini”
Imam Abū Sulaymān Hamd bin Mu-hammad bin Ibrāhīm
al-Khaththābiy asy-Syāfi’iy dalam
kitab al-Ma’ālim-nya berkata:
“Guru-guru kami terdahulu sangat me-nyukai untuk memulai berbagai pembahasan tentang masalah agama dengan hadits ini, ka-rena hadits ini berkaitan erat dengan berbagai persoalan”
“Guru-guru kami terdahulu sangat me-nyukai untuk memulai berbagai pembahasan tentang masalah agama dengan hadits ini, ka-rena hadits ini berkaitan erat dengan berbagai persoalan”
Sobat,
niat itu penting dan perlu kita perhatikan. Karena jika Niatnya saja sudah
salah maka salah akhirnya.
Renungkan pula perkataan dari Ulama dibawah ini.
“Berapa banyak amal besar menjadi kecil disebakan oleh NIAT, dan berapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat”
Perhatikan setiap tingkah kita, sekecil apapun itu.
Semoga Allah melindungi kita dari niat yang salah. Aamiin. :)
Renungkan pula perkataan dari Ulama dibawah ini.
“Berapa banyak amal besar menjadi kecil disebakan oleh NIAT, dan berapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat”
Perhatikan setiap tingkah kita, sekecil apapun itu.
Semoga Allah melindungi kita dari niat yang salah. Aamiin. :)
Semoga manfaat.
For more, find me: @Iman1453
For more, find me: @Iman1453
0 comments:
Post a Comment