Wednesday, June 11, 2014

(Jalan Mendaki Lagi Sukar) Curhat Colongan.

6/11/2014 09:36:00 AM

                Sampai dimana aku sekarang adalah tak penting. Namun dimana langkah ini akan aku bawa adalah sesuatu yang harus aku pikirkan dalam-dalam. Sebab, sejujurnya, aku lelah dalam kebodohanku yang selalu terjatuh dalam lubang yang sama. Tak ku pungkiri bahwa pada kenyataannya, sesuatu yang sampai sekarang ini dapat aku raba dan sentuh adalah bukti bahwa aku hanyalah manusia. Tidak terlepas dari salah dan lupa. Kesalahanku adalah terjatuh, lupaku adalah jatuh kembali  dalam lubang yang sama.

 Berulang kali.

                Meski sudah tak penting, namun aku butuh untuk menengok sedikit kebelakang. Biarlah, aku hanya ingin menatap dan menyesali. Toh, aku tidak ingin kembali kesana. Biarlah, aku hanya ingin mengambil pelajaran. Sejenak. Menghirup udaranya yang kini – mungkin saja – telah mengering. Atau bahkan telah hilang. Biarlah, aku hanya ingin membalikkan badan. Menatapnya jauh-jauh meski jarak pandangku tak mampu sebab tertutupi oleh lemahnya ingatan. Aku merenung.

                Ku ingat dengan jelas saat aku berikrar untuk berjuang dalam jalan ini. Jalan yang mendaki lagi sukar ini, jalannya Guru Kehidupanku. Menapaki jalan “dia” yang telah di utus oleh-Nya, meski kelu lidahku berucap saat itu karena aku tak tahu bahwa jalan ini tak akan mudah. Aku ingat, 2 tahun lalu. Saat kali pertama aku berucap pada yang lain, menyampaikan, mengingatkan seolah aku paham. “Sembahlah Allah, dan jauhilah Thaghut!” Aku berkata untuk pertama kalinya. Hampir-hampir aku terbunuh. Hampir-hampir aku di hajar. Hampir-hampir aku dijauhi. Namun,  memang begitulah kiranya…

“Jalan mendaki lagi sukar…” Aku mengulang dalam rehatku saat berbaring menanti pagi yang baru.

                Sekarang saat ini, saat aku menulis catatan ini aku masih saja menghadap kebelakang. Aku bertanya, selama 2 tahun ini; apa yang telah kuberikan untuk diriku sendiri selain melanggar aturanNya? Apa yang telah kuberikan pada mereka selain menyakiti hatinya? Apa yang telah aku lakukan untuk Islam selain semakin jauh darinya? Ya Rabb, penguasa langit dan bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, ampuni aku… ampuni aku… ~

                Pernah aku bermimpi bahwa aku dapat merubah jutaan manusia agar kembali padaNya, mengingatNya, taat pada hukumNya namun itu hanya mimpi yang dalam dunia nyata aku telah tertipu. Ternyata aku tertipu karena nyatanya aku bahkan belum merubah diriku sendiri. Ya, benar aku sangat mencintai langit namun bukan berarti tak menginjak Bumi. Aku mencintai Ia yang mengendalikan kehidupan alam semseta, bukan berarti aku tak bisa mengira bahwa aku turut berperan dalam mengendalikan diriku sendiri; dan juga mereka. Tentu dengan izinNya.

                Pernah pula aku bersandar pada sesuatu yang bernama harapan saat aku berbicara, menulis, bertindak, agar oranglain dapat mengambil hikmah. Dan kemudian berharap mereka dapat bertindak dengan cara yang sama. Namun apalah daya, taufiq hanyalah mutlak milikNya. Aku hanya bisa menyampaikan, mendakwahkan. Seperti “dia” yang telah diutus.

                Sudah sampai mana aku berjuang? Aku tak tahu…

                Namun, untuk satu hal yang pasti. Demi namaNya, kebesaranNya, aku tak akan rela bila Islam di jatuhkan didepan mataku selama aku masih hidup!

                Ya Allah, hanya diriMu yang kupunya. Dan aku adalah milikMu…
Bismillah…


            Twitter:    @Iman_rk

                

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 comments:

Post a Comment

 

© 2013 Be a Ghazi. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top