Wednesday, November 27, 2013

Kami Begini Karena Allah


      

        Berat bagi muslimah, terutama pada saat ini, dimana ide kaafirin mulai menyebar bahkan telah bannyak di amini oleh kaum Muslimin tentang persetujuan “Hijab hanya hati, bukan fisik” atau “yang penting hatinya baik” dan pernyataan sesat semacamnya. Belum lagi perasaan mereka yang begitu mudah tersentuh dan mudah terombang-ambing. Dekat dengan Islam, bagi muslimah ibarat menggenggam bara api. Semoga Allah karuniakan hidayah taufik agar muslimah senantiasa istiqomah dengan jalan Islam ini.

     Opini masayrakat yang cenderung “menghina” dan melabeli wanita muslimah dengan Extremis, Teroris, Fundamentalis, Gak Berkumis dan lain-lain semakin memojokkan mereka. Terutama bagi muslimah yang baru mulai dan ingin sekali mengenakan hijab sesuai seperti yang Allah perintahkan. Apapun bentuk cemooh ini, terpaksalah bagi Muslimah kembali mengurungkan niatnya untuk berhijrah, sebab lingkungan dan masyarakat – apalagi orangtua – yang belum memahami Islam tidak 100% mendukung. Dan parahnya lagi, efek dari ghazwul fikr (ide import dari barat) telah berbuah manis, tidak sedikit orang tua yang malah mencurigai gerak-gerik anak wanita mereka yang mulai berhijab dengan berkata “Kamu ini biasa aja dong! Temen-temenmu itu ga ada yang se-ekstrim kamu, baru pulang dari pengajian mana?!” astagfirullah. Kita mesti ikut beristighfar atas lemahnya dakwah kita kepada ummat.

        Di tambah lagi munculnya Islamophobia tentang hijab semakin menghalangi manusia dari jalan Allah – terutama muslimah yang ingin segera berhijab – dan para orangtua juga terjangkit penyakit yang namanya Unreasonable Fear, rasa takut yang tidak beralasan. Misal, orangtua takut ketika anaknya berhijab syar’i namun tidak takut ketika anaknya mulai bergaul bebas dan mulai membantah kata-katanya. Lagi-lagi kita mesti beristighfar atas lemahnya dakwah kita.
 Dan silakan kita meluangkan waktu bila memang adanya, bertanya pada wanita yang telah mengenakan hijab syar’i:

“Mbak, kenapa mau hijab begitu ? Ndak pernah liat Video Tutorial Hijab di YouTube yah, yang lebih trendi dan modis?”

Inilah kira-kira jawabannya,

“Maaf mas, Kami Begini Karena Allah :)”

Semoga manfaat shalihat | Find me on twitter @Iman_rk

Dahulukan yang lebih baik

"Demi Masa. Ssesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh serta saling menasihati untuk mengerjakan kebenaran dan menasihati untuk kesabaran"
(QS. al-Ashr [103:1-3]



Sedikit yang memahami tentang hakikat waktu dalam hidup. Ada yang menghabiskannya untuk maksiat dan ada yang menggunakannya untuk taat, keduanya sama-sama di gunakan untuk meng-hamba pada Rabb, Allah swt.

Dengan singkatnya dan padatnya jadwal dalam hidup kita, seolah kita sedang berkata “Ah, sorry saya ga punya cukup waktu untuk berdakwah!” atau “Saya belum sempet menyelesaikan tugas. Nanti saja ya?” dan yang lebih parah lagi adalah “Emang itu (baca:dakwah) doang yang di urusin? Masih banyak yang lain juga kali!” dan pernyataan yang semacamnya yang membuat kita sering mengelus dada karenanya.

Namun kenapa dalam hal yang sama dan orang yang memiliki waktu yang sama banyaknya, mampu melakukan hal yang luar biasa sekaligus? Mungkin jawabannya akan kita bahas dalam tulisan selanjutnya.
Yang sekarang yang ingin saya sampaikan adalah – semoga berkenan – tentang sempitnya waktu kita. Dalam kehidupan yang serba kompetitif ini, kita betul-betul di tuntut untuk menjadi yang terbaik entah itu dalam dunia kerja, kampus, atau sekolah, yang sampai menimbulkan pertanyaan kita, “Kalau urusan begini (dunia) saja kita di tuntut untuk menjadi yang terbaik, lalu kapan di hadapan Allah kita akan menjadi baik?” nah, sudah barang tentu ini menjadi persoalan bersama bagi kita agar dapat kita pikirkan sejenak.

Dalam waktu 24 jam ini, ternyata kita dapat bekerja 2x lipat tepat seperti yang kita mau. Bagaimana ? Memilih jalan untuk berdakwah! Dalam dakwah, kita bisa mendapat 2 hal sekaligus, hasil dunia dan pahala akhirat, tentunya dengan pemahaman bahwa semua ini hanya untuk Allah. Luruskan niat kita, dan tanpa kita minta-pun Allah begitu memberikan segalanya. Pertanyaan kita, masihkah sibuk dengan urusan dunia yang tiada kunjung selesai ini ?

Teringat pesan seorang ulama: “Bila kau memilih dunia, ianya hanya sebatas bayang dan pasti baginya menjauhimu. Namun jika kau menghinakannya, lalu menuju Allah, dunia tak memiliki pilihan selain mengikutimu”

Semoga kajian singkat dari hamba yang faqir ini bermanfaat.

@Iman_rk on twitter for more :)

Sunday, November 17, 2013

Jihad, My Passion

            Salah satu pembahasan yang sering di anggap tabu dalam Islam – khususnya jaman sekarang – adalah pembahasan tentang Jihad. Karena banyaknya propaganda dari yang tidak senangkan Islam dan sangat membenci ide Islam. Dunia memang telah menampakkan wajahnya pada kita bahwa hanya ada sisi yang harus kita pilih yang dimana tak bisa kita pilih 2 sisi itu secara bersamaan; Benar dan Salah.

            Maka hanya ada satu kebenaran mutlak di Bumi ini, yaitu Islam dan hukum-hukumnya. Kemudian wajib bagi kita menyebar luaskan kebenaran ini dengan cara seperti yang di ajarkan rasul saw: Jihad. Lalu, jihad yang bagaimana ? Apakah harus dan wajib dengan perang ? Ah, lagi-lagi kita harus melek melihat dengan mata hati kita bahwa Jihad bukanlah perang suci – semata.

            Dalam tulisan kali ini – semoga manfaat untuk shalihin dan shalihat sekalian – kita akan sedikit bahas tentang Jihadu ahlil kufri wasy syirki  (Jihad melawan kekafiran dan kemusyrikan). Tulisan ini sengaja saya pilih karena ramainya penyesatan opini terhadap Islam yang di katakana sebagai Agama yang di sebarkan dengan Pedang.

            Shalihin dan shalihat sekalian, keayakinan agama apapun di hormati Islam. Tulis Al-Qardhawy: perang dan jihad nabi bukan sebab karena Kafir tapi karena mereka dzalim. Bukan pula karena mereka menolak ajaran Rasul lalu di perangi, bukan itu. Maka Jihadu ahlil kufri wasy syirki di bagi oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berdasar: Doa hati, Bayan-Penjelasan, tombak, lalu pedang.

            Jihadu ahlil kufri wasy syirki  ialah pertama-tama awalnya dengan doa. Sebagaimana yang telah Rasul saw contohkan pada kita tatkala beliau mendoakan Umar r.a dan Abu Jahl. Nabi berdoa pada Allah agar di beri hidayah pada Umar, dan alhamduillah Allah mengabulkan ketika tahun ke 6 nubuwwah. Sementara di lain cerita tentang Abu Jahl, adalah beliau saw mendoakannya secara khusus selama 6 tahun, di doakan umum 7 tahun, di harapkan 2 tahun, dan bahkan sampai perang badar – yang pada saat itu memang Abu Jahl yang menyerang duluan – beliau masih di seru untuk memeluk Islam.

            Nah, kita yang hendak berjihad melawan kekufuran dan kemusyrikan apakah sudah menyertakan Obama, Hu, Sarkozy, Merkel, Brown, Assad dan lainnya dalam do’a ? inilah cara pertama yang di tunjukkan oleh nabi kita. Jihad harus di mulai dengan cinta, berharap mereka yang menentang tetap berhak atas kasihNya.

            Setelah do’a, jihad selanjutnya adalah dengan bayan; penjelasan. Apakah itu dengan media massa, CD, debat, tulisan artikel, buku, konferensi, diskusi dan lain-lain. Sebab, rasul saw adalah Rasul seluruh alam, maka tiap ummat atau bangsa manapun berhak mendengar penjelasan apa itu Islam, agar ereka mengerti. Kita lah yang akan meneruskan perjuangan Sang Nabi dengan memiliki cinta yang di sertakan dalam bicara, tindakan, dan kasih dalam memberi.
            Yang ketiga, bila ada sekelompok orang yang mencoba menghalangi kita dari menyebarkan kebenaran dan menghambat suburnya Islam, maka siapkan tombak. Mengapa harus tombak ? Mengapa harus urutan ketiga dan bukannya keempat setelah dengan pedang yang di urutkan ketiga ? Tombak adalah senjata gertakan. Maka bila ada yang mencoba menghalangi, tunjukkan tombak agar musuh gentar. Bila tak bermacam-macam tak perlu di tusukkan.

            Maka mulailah kita memahami bahwa Islam hadir dengan kasih sayang yang di awali dengan murninya doa dan permohonan agar Allah memberikan hidayah yang sama pada Kaafirin, lalu dengan penjelasan yang logis dan penyampaian yang penuh cinta bukan bertujuan untuk menakuti dan menggentarkan. Islam tidak hadir dengan itu, Islam meluruskan bukan merusak. Islam membangun bukan menjatuhkan. Cukuplah bila kejahatan itu gentar, takkan membahayakan yang berkebaikan. Namun bila kejahatan itu mulai mengancam kemanusiaan, kebajikan dan kebenaran; bahkan menantang duel, kita SIAPKAN JIHAD PUNCAK: PEDANG ! Adalah kewajiban bagi kita agar selalu melindungi, bukan hanya sesama muslim, namun sesama manusia Bumi kita sebagai muslimlah yang melindungi mereka demi terciptanya kedamaian.

            Itulah empat pembagian jihad menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.

Selamat berjihad Shalihin – shalihat :)



Semoga manfaat.
Follow me on twitter @Iman_rk selebihnya.Terimakasih.

Saturday, November 16, 2013

Khotbah Paus atau hukum Islam ?

Setelah pulang dari sholat jumat di UGM kemarin, saya menyempatkan untuk membeli Koran Harian Pagi Tribun Jogja, karena ketika itu merasa terpanggil untuk membeli. Saat itu saya membuka beberapa halaman untuk di baca, karena agar tak membuang waktu, koran itu saya seleksi, bagian mana yang harus dibaca dan mana yang tidak.

Singkat cerita, sampailah saya pada hal. 12 dan mulai menyoroti sebuah judul tulisan “Mafia Berencana Bunuh Paus Fransiskus”. Saya tersentak, dan bertanya dalam hati “Dengan alasan apa sang Paus ingin di bunuh ?” dalam laporan Nicola Gratteri, Wakil Kepala Jaksa Reggio Calabria, ia berkata “Mafia sedang mempertimbangkan sebuah serangan mematikan terhadap Paus Fransiskus. Demikian peringatan dari seorang jaksa senior dari Italia Selatan. Nyawa paus berada dalam bahaya karena keinginannya untuk menyapu bersih korupsi telah membuat kelompok penjahat terorganisasi ketar-ketir.”

Yang lebih menggeparkan lagi, Paus Fransiskus dalam awal pelantikannya, ia langsung membidik Mafia, meminta mereka segera bertobat dalam aksinya yang terus meneror dengan aksinya ‘mengeksploitasi dan dan memperbudak rakyat’. Dan apa hanya itu saja ? Tidak. Paus baru-baru ini – dengan khotbahnya yang paling berapi -api paus mengatakan bahwa para pejabat yang menerima suap harus ‘di ikat dengan batu dan dilempar ke laut!’

Mafia yang di maksudkan oleh paus adalah Mafia Ndrangheta yang mengkhususkan diri pada perdagangan Kokain sekitar 80% pasar di Eropa dan telah mengivestasikan keuangannya ke Italia Utara. Saking hebatnya mafia ini tidak bekerja sendiri, dalam organisasi atau kelompok sebesar Ndrangheta, mereka menjalin hubungan baik dengan organisasi teroris diseluruh dunia dan kartel Narkoba Amerika selatan.

Deklarasi perang yang telah Paus komandokan, tentu buka menjadi masalah kecil bagi para Mafia Ndrangheta. Karena dengan deklarasi ini, ruang gerak mafia Ndrangheta semakin mengecil. Dan ternyata, bukan hanya bisnis Kokain, namun menurut Nicola Gratteri, para mafia ini “makan dari kekayaan dan kekuasaan yang datang langsung dari gereja”. 

Adalah sesuatu yang wajar di bicarakan oleh penduduk bumi bila topic yang di angkat adaah sebuah keserakahan dan penindasan, apalagi bila merusak hak hidup orang lain. Namun, bila keputusan yang di angkat oleh Paus adalah keputusan terbaik – saya rasa, kita sebagai ummat muslim sekalipun setuju. Bukan terletak pada perintah dan deklarasi dalam khotbahnya, namun demi kebaikan ummat manusia.
 
Namun, apakah keputusan tentang hukuman bagi para penerima suap dan para pelaku kejahatan baru terucap sekarang setelah paus berkhotbah ? Lagi-lagi, saya tersenyum membaca artikel ini.
1400 tahun yan lalu, Alquran yang suci dan melalui lisan nabi-Nya, kita diperintahkan agar tidak menerima suap dan uang pelicin.
“Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap” (HR. Abu Dawud)

“Hadiah yang diberikan  kepada para penguasa adalah suht,dan suap yang diterima hakim adalah kufur”. (HR. Ahmad)

Dalam pembahasan global, kasus suap yang di terima oleh pejabat italia lalu di ancam oleh paus akan di ikat dengan batu dan di lempar dalam laut adalah suatu yang wajar dan sangat menguntungkan sebab al-Muwatta’karya Imam Malik, ia menuliskan:
Saat  Abdullah bin menjalankan tugas dari Nabi untuk membagi dua hasil bumi Khaybar datang orang Yahudi kepadanya memberikan suap berupa perhiasan agar ia mau memberikan lebih dari separuh untuk orang Yahudi.  Tawaran ini ditolak keras oleh Abdullah bin Rawahah, “Suap yang kalian tawarkan adalah haram, dan kaum muslimin tidak memakannya”. Mendengar  ini, orang Yahudi berkata,“Karena itulah (ketegasan Abdullah) langit dan bumi tegak”. (Imam Malik dalam al-Muwatta’)

Secara logika kita berpikir, bagaimana mungkin sebuah sistem pemerintahan di jalankan oleh para penguasa dan pejabat dzalim, yang notabenenya mereka adalah wakil rakyat namun di saat yang sama mereka telah menyakiti rakyat akan menghasilkan pemerintahan yang sejahtera dan tertata secara damai – layaknya seperti yang saya dan anda mau ?
Terlalu naif bagi kita, mengatakan dengan ringan bahwa hal itu bukan karena kemauan mereka namun karena Negara memiliki beban. Ah, it’s disgusting ! Rakyat telah banyak tahu dan sadar, bahwa hal yang membuat mereka tertindas bukan karena beban Negara, tapi system Negara. Dan bukan hanya sekali rakyat terus tertipu dengan banyak deklarasi anti korupsi, anti kolusi, anti nepotisme dan lain-lain, dengan keimanan rakyat semakin sadar.

Rasulullah bersabda:
Akan ada pada akhir zaman para pemimpin yang zalim, para menteri yang fasik, para hakim yang khianat, dan para fuqaha yang pendusta. Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapati zaman itu, janganlah sekali-kali dia menjadi pemungut harta mereka, atau menjadi pejabat mereka, atau menjadi polisi mereka. (HR Thabrani, dalam Al-Mu’jam Al-Kabir,  hadis no 156, 19/67
Hanya Islam yang mampu menghapuskan korupsi, karena korupsi adalah produk sistem bukan hanya individual. Islam akan membentuk individu yang bertakwa sekaligus sistem yang baik!

Yang merindukan Sistem Islam: Iman Rusmawansyah
Follow me on twitter @Iman_rk


           

 

© 2013 Be a Ghazi. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top