Sunday, December 29, 2013

Jomblo itu bagian dari Ibadah :D

               Sekarang bila kita mau sedikit membuka pikiran dan merenung akan adanya akhirat maka akan kita dapati dan minimal tahu, bahwa dalam diri ini dan lingkungan yang kita tinggali penuh dengan maksiat dan dosa. Namun bagi sebagian orang kebingungan apa dan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan ini. Sepertinya tak perlu saya jelaskan lagi, bila berkenan, boleh cek tulisan saya pada catatan sebelumnya. :)





                Nah, sialnya, lingkungan kita yang hidup dalam kungkungan kapitalisme, liberalisme, dan sekulerisme ini telah dengan mudah membolehkan segala bentuk maksiat zina, yaaaahh… seperti pacaran ini. Serius, saya gak akan bosan ngebahas produk import dari barat ini. Seolah-olah dibuat bahwa pacaran bersumber dari Islam. Siapa yang bilang begitu ? Mbah mu ?! Gak, Mbah mu itu di nikahkan sama ortunya, gak kenal yang namanya pacaran. Coba tanya… :D


          Hehehe, gak.gak.. guyonan only. Lalu, kenapa judul tulisan kali ini Jomblo itu (bagian dari) ibadah ? Karena jelas, Allah dan RasulNya gak pernah sama sekali menyuruh manusia berinteraksi dengan budaya import sesat yang satu ini. Oke, boleh deh ya gak percaya sama tulisan ini, but, syaratnya anda harus berani dan menunujukkan pada saya mana dalilnya. Langsung dari Alquran dan Sunnah. Siap? Kemudian anda harus berjanji jika tak menemukan satu dalilpun, anda harus memutuskan hubungan dan mengakhiri jalinan kasih yang salah itu. Harus ! #maksaMODE:ON

         Mohon maaf, dengan terpaksa saya katakan. Coba, seandainya ada dalil yang mebolehkan pacaran selain dengan Istri/Suami sendiri, maka saya sendiri akan punya pacar lebih dari satu. Tapi mana dalilnya ? Tidak ada satupun dalil mengenai BOLEHnya hubungan ini. Karena apa ? Rasulullah tak ingin kita melakukan maksiat yang pasti akan menciptakan dosa-dosa baru. Mikir, pacaran itu sumbernya dosa; ga percaya ? Coba deh janjian sama dia, atau minimal tanya, “kamu lagi dimana?” gak seratus persen dia akan menjawab jujur. Dengan dalih takut nge-langgar janjinya sama kamu, bahwa dia gak akan kemana-mana sebelum izin dulu. EMANG LU ORTUNYA APA !? -_-

        Inipun baru sederet contoh yang saya kemukakan, belum lagi ada pengalaman orang lain yang katanya mereka itu lebih di khianati karena pacaran. Asli, nambah dosa!

Dosa udah numpuk gitu, jangan lagi ditambah dengan Pacaran.

Men-Jomblo-lah, karena Jomblo itu (bagian daripada Ibadah) :)

Yang tetep JOSH, “Jomblo Sampai Halal” @Iman_rk (follow me) :D

Sunday, December 22, 2013

Dialah Ibumu

Akan kuceritakan padamu hikayat sebuah nama, yang tak asing tetapi mulai sering lupa kita sapa. Dialah perempuan yang pertama kali mengajarkan kita kata-kata, bahasa, nada, dan apa saja yang membuat kita bahagia.


     Dialah perempuan yang pertama kali mengajarimu bagaimana cara memakai sepatu dan memotong kuku.
Dialah perempuan yang suatu hari melihat kita melangkah pergi, dengan sepatu yang lain, meniggalkannya sendiri: menangis pilu bersama denyit engsel pintu. Menatap punggung kita…

Dialah Ibumu. Nama suci yang di izinkan Tuhan untuk pertama kali kita ucapkan, jauh sebelum nama-namaNya. Nama yang merangkum cinta dari seluruh sejarah manusia. Perempuan yang tak pernah dicemburui Tuhan untuk dicintai manusia jauh mendahuluinya: sebab mencintainya, juga berarti mencintaiNya

Dimanakah dia sekarang ? Apa kabar dia sekarang ? Bagaimana perasaannya ?
Jika pertanyaan-pertanyaan itu tak pernah kita tanyakan untuknya. Baginya, pertanyaan itu akan selalu ada untukmu

Di pasar, di dapur, di kantor, di jalan, di terminal, di tempat suci. Di manapun, baginya… segala tentangmu dalah do’a.

Seburuk apapun kau memperlakukannya, ibu akan selalu bangun pagi untuk sembahyang: mendoakan segala yang terbaik buatmu.

Dialah Ibu – perempuan yang selalu menatap kepergian kita dengan cemas, menunggu kepulangan kita dengan perasaan was-was. Dialah perempuan yang barangkali melupakan sakitnya sendiri untuk merawat sakit kita yang selalu terlalu manja.

Dialah ibumu, perempuan suci yang telah dan akan selalu menyayangimu seperti laut melindungi terumbu. Meskipun kadang kau merasa tak bersamanya, cintanya selalu mengalir di seluruh jalan darahmu. Hingga habis usiamu.

Ya, inilah hikayat sebuah nama, tempat segala cinta bermula dan bermuara. Tuhan begitu menyayangi setiap  ibu, sehingga jika mendapat restunya, Tuhan berjanji merestuimu.

Tetapi apabila ibumu menangis karenamu dan kesedihan menetes sampai ke hatinya, sebagian malaikat-malaikat akan mendoakan butiran-butiran air matanya, hingga menjadi Kristal cahaya yang membuat sebagian malaikat lainnya merasa silau dan marah kepadamu!

Maka, sebab marahnya malaikat adalah marah yang suci: Tuhan tak melarang mereka tatkala menutup semua pintu kebaikan untukmu, menggugurkan semua pahala untuk menutup semua pintu-pintu surge untukmu – hingga ibu memaafkanmu.

Renungkanlah, ibu selalu mencintai kita seolah taka da hari esok, sementara kita terus berjanji akan membahagiakannya besok atau nanti, jika sudah selesai dengan diri kita sendiri. Tapi kapankah akan terjadi ?
Tidak ada yang tahu. Sementara ibu kita selalu menyayangi dan mencintai kita dengan luar biasa meskipun dengan cara yang sederhana. Kita ? Entahlah, barangkali takdir kedua kita sebagai anak adalah mengaku mencintai ibu kita, dengan pembuktian-pembuktian yang selalu tertunda.

Dialah Ibu, yang mengajarkan kita bagaimana cara mengucapkan kata “terimakasih” dan “maaf” untuk tak pernah kita ungkapkan kata itu kepadanya.

BARANGKALI, IBU KITA… MEMANG BUKAN IBU TERBAIK DI DUNIA, SEBAB KITA JUGA BUKAN ANAK TERBAIK DI DUNIA

Semoga kita belum terlambat. Akhukum @Iman_rk

Friday, December 20, 2013

Hocus Vocus

        Terinspirasi dari buku racikan Felix Y. Siauw “Beyond The Inspiration”, yang dimana dalam bab pertama beliau paparkan tentang pilihan hidup. Hanya ada satu pilihan dalam satu waktu, jika kita memilih bekerja maka kita akan meninggalkan tidur dan bila kita memilih tidur maka kita tidak akan memilih bekerja dan itu tidak mungkin terjadi,  kecuali tidur memang pekerjaan harian anda.

            
       Kita mungkin mengagumi keahlian para ulama kita yang mereka sampai di beri gelar Polymath, yang berarti menguasai segala bidang dalam satu waktu. Misal, kita mengenal Imam Syafi’I, beliau di kenal ulama ahli fikih namun di satu sisi beliau sangat mendalami sains, Al-Biruni tetap dikenal dalam dunia kimia walaupun dalam astronomi dan sejarah serta geografi beliau juga punya kemampuan luar biasa. Itulah sedikit kehebatan yang dimiliki oleh para ulama kita zaman dulu.

            Zaman sekarang tiada beda. Secara pribadi, saya menyenangi segala hal, yang bahkan membuat saya lupa akan hal yang mengharuskan saya focus dan memang saya wajib akan hal itu. Misal, saya sangat menyenangi membaca buku tiga sampai empat jam setiap malam, menulis, dan ingin sekali menguasai teknik terapan praktis apapun itu, apalagi 2014 nanti saya berdoa pada Allah memberi saya kemampuan untuk menulis buku pertama saya. Namun hal ini membuat saya harus melupakan tugas kuliah dan laporan yang kian menumpuk >.< hehehe

            Begitulah hidup. Manusia selalu ingin semuanya, namun mereka lupa (termasuk saya) bahwa hanya ada satu pilihan dalam satu waktu.

            LIFE IS CHOICE :)

Semoga manfaat. Find me on twitter, @Iman_rk  :D

Saturday, December 14, 2013

Cinta itu kentut !

1. Sangat mabuk kepayang disaat jatuh cinta | semua jadi indah tak cukup terungkap oleh kata

2. taman bunga tiba-tiba muncul dalam hati | sumpah janji sampai mati nekat di sepakati

3. masing-masing diri harus saling mengisi | bersumpah bahwa nanti bisa untuk tahan ambisi

4. bila salah bersikap siap terima sangsi | pacaran harus sportif udah mirip kompetisi

5. ga boleh curang dalam jalin hubungan | ga boleh juga jarang sayang-sayangan

6. pokoknya jangan ada dusta diantara kita | mau bikin apa saja ijin dulu yang diminta

7. padahal status jelas-jelas masih pacaran | panggilnya mama papa padahal masih ingusan

8. nikah aja belum udah banyak aturan sok bertanggung jawab padahal masih penggangguran

9.lucunya kalo pacaran ga ketemu udah resah | liat aja pas udah nikah kebalik semua kisah

10. mulai gindari pasangan karena rasa bosan | juga karena semua ga seperti yang dibayangkan

11. banyak yang di pikir selain cinta-cintaan | udah ga ada waktu buat romantis-romantisan

12. pusing nyari nafkah bukan pusing pacaran | akhirnya sadar cinta bukan sekedar kesenangan

13. bukan hanya senag-senang sakitnya belakangan | cinta juga bukan sekedar puasin selangkangan #ups

14. jangan kau kesampingkan akan makna hidup | apakah jadi pemimpin nanti kau akan sanggup ?

15. jangan pernah terjerap pada senang sesaat | kalo tak ada ujungnya jelas saja tersesat

16. mikir dari sekarang kalo memang punya niat | niscaya kau bisa lewati halangan terberat

17. sumpah cinta mati tekanan dalam hati | berani ubah sifat itu memang sangat berarti

18. "I love and i miss u" tak sekedar tuturan dan kata | ya demi cinta apa ada nyata-nyata

19.coba pahami arti cinta sesungguhnya | anggap terhempas angin rindu yang merlara

20. coba paksakan dari ujung kaki dan kepala | relakan semuanya dari harta sampai nyawa

21. sadari sekarang cinta itu perjuangan | bukan sekedar manis mulut keluarkan bualan

22. biar bisa bebas berbuat tanpa aturan | ujungnya kebablasan pasangan terlambat bulan

23. mari-mari saudara saudari sadari | cinta bukan buat senang semata yang dicari

24. serba serbi teta teki hidup ditelusuri | cinta sejati hidup tulus hati tuk memberi

25. Akhiri segera semua ambisi | agar kelak nanti tidak semua di sesali 


@Iman_rk :D

Bukan Curcol, Hanya Notes

                Kenapa semuanya tak bisa seru saat seperti ketika aku SMA ? Aku, dalam lubuk hati terdalam, merindukan masa itu. Entah bagaimana caranya, aku ingin kembali pada saat itu. Namun aku sadar, Allah tidak mungkin mengembalikkan aku seperti dulu.

                Aku merindukan saat dimana bola, kantin, lapangan, perpustakaan adalah teman kedua setelah manusia. Juga merindukan saat dimana Mushola sekolah adalah sandaran terbaik bagi hati yang sakit. Ah, benar-benar indah… dan tenang.

                Entah kenapa, kerinduan ini terasa memalukan saat kenangan itu hadir bersama air mata. ah, masa SMA memang mengasyikkan. Andai aku bisa kembali pada saat itu. Membuat ulah dan tingkah bersama mereka, rasanya,  dunia ini terlalu cepat berputar.

                Sekarang, semua berubah bagai kayu dibakar api, atau kertas menjadi abu, hanya pengandaian sederhana namun inilah yang bisa ku lakukan untuk mengenang masa itu. Konyol memang, namun aku tak mengerti mengapa sekarang terasa sesakit ini ketika aku merindukan semuanya ? Betul kata mereka, yang bila terus di ingat, hanya akan menyentuh hati dan mungkin… membuang waktu.

                Masih jelas dalam ingatan, tatkala soere hari menjelang, setelah hujan lebat menuju sekolah katanya ada les, pemantapan, dan serba-serbinya. Namun aku habiskan waktu yang sempit itu bertemu dengan banyak teman, bermain lagi. Seolah tidak puas setelah bertemu dengan mereka selama 6 jam tadi pagi hingga siang.
                Ya Allah, indah sekali saat itu… bahkan kisah ini tak mampu tinta mencatat dan lisan bercerita.


Aku merindukan masa itu, SMA dan sekolah… Saat pertama kali aku mengenal Cinta dan saat pertama kali aku mencariMu ya Rabb… :’)

Aku tak sanggup mengurai lebih banyak lagi, terlalu banyak… terlalu banyak… dan begitu berantakan… :’’D

Romantisme ndeso lagi @Iman_rk :)

Cewek; Wanita; Akhwat

                Masih segar dalam ingatan sedikit kisah tentang SMA. Sekolah menengah atas, katanya masa paling indah ya masa di sekolah. Aneh tapi nyata. Apapun slogan untuk itu.


                Saat itu tiada bisa di rasa mana maksiat dan taat, kadang di campur adukkan. Misal, ada yang rajiiiinn banget shalatnya tapi di iringi dengan pacaran. Adapula yang maksiatnya ga ketulungan, tapi kalo ada temennya yang ngomongin Islam, dia pasti maju duluan. Begitulah masa SMA, yang sampai sekarang hal begituan masih saja ada. :D

                Namun, kita sekarang bicara tentang cewek, wanita dan akhwat. Kalo dulu pas ketika saya sekolah, kentara sekali perbedaan ke 3 kategori di atas, meskipun pada hakikatnya mereka sama-sama perempuan. Dan, apa bedanya?

Dulu, 2012, kalo yang sering dan seneng di panggil cewek biasanya anak-anak yang paling eksis di sekolah, hobbynya ngomong dan ketawanya bersuara. Keras pula. Dan BB udah jadi pengganti FD, di kalungin, trus ke pojok atau nyari tempat yang agak terang, para pengikut Narcisiuss ini beraksi. Jepret sana, jepret sini. Cewek-cewek ini seneng banget ngelirik cowok, ngbicarain cowok, dan sorry, kadang berantem hanya karena ? COWOK. Seolah tiada topic lain yang di bahas melainkan seputar trend baru, apa aja yang baru muncul di TV dab sebagainyaaaa =D

                Lalu, disini kita akan melihat bagaimana berbedanya perempuan yang mendapat kategori  wanita. Para wanita biasanya tidak terlalu menggunakan badan dan tidak mendewakan itu, maksud saya tidak terlalu bangga pada apa yang  ada pada tubuhnya. Mereka senantiasa ingin terlihat elegan dan dewasa di mata para lelaki dan teman sejawatnya. Yah, disengaja atau tidak, mereka memang kadang lebih ‘cool’ di banding para cewek. Otak adalah senjata utama mereka, nilai adalah target mereka. Para wanita, kalo di rumah biasanya manja, MANDI JARANG, kenapa ?  Bukan karena males, tapi karena begtiu banyak buku yang harus mereka baca dan se-abrek aktivitas lain yang berkaitan erat dengan nutrisi otak mereka. Pembicaraan mereka biasanya seputar Dunia Pengetahuan dan ilmiah, hanya 15% membicarakan laki-laki itupun kalo salah satu di antara mereka di ganggu sama mahluk dari Venus itu. Dan seterusnyaaaa :D
                Yang terakhir, para akhwat. Entah kenapa, kalo nyebutin kata ini, pikiran langsung tertuju pada masjid, jilbab yang lebar serta kerudung yang terulur hingga ke dada. Memang begitulah adanya, akhwat adalah mereka yang sederhana dalam bersikap, tenang dalam berpikir dan anggun dalam berbicara. Mereka sedikit tertawa dan banyak tersenyum. Dan mereka, katanya, mengikuti satu tokoh yang mereka sebut sebagai Ibunya, katanya Aisyah Ra. Istri Rasulullah. Akhwat ga terlalu sibuk sama urusan dunia, kerjaannya ngurusin umat supaya sama-sama mau berhijab syar’i. kata mereka, meskipun udah berhijab, tapi ada beda antara yang syar’i dan yang belum syar’i. mereka cantik, tapi ga terlalu di sukai sama cowok, entah kenapa, namun menurut pengakuan, kalo ada yang mencoba menghubungi mereka lewat HandPhone, mereka akan mengirim kata-kata : “janganlah mendekati zina sesungguhnya zina adalah……” Gubrak!! Wajar aja si cowoknya pada kabur :D. Orientasi mereka satu, yaitu sebagai pelayan Allah dan Rasul-Nya dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan Islam di sekolahnya. Memang mereka ini katanya Anti-Mainstream, jauh dari hiruk pikuk duniawi, maksudnya ga terlalu jatuh cinta pada Food, Fun, and Fashion.

Nah, sampai disini, kamu yang mana girl?

Analisis gadungan, Iman Rusmawansyah.. wkwkwk :D | @Iman_rk

"Kita ini plural", Halah!

                Menyiarkan dakwah Islam itu tentu mulia adanya, baik bagi penyiarnya maupun bagi pendengarnya. Entah dengan cara dan strategi apapun, dakwah Islam insyaAllah tetap eksis dan tidak menyalahi ketentuan syar’i selama itu di lakukan dan di kerjakan menurut koridor yang seharusnya.

                Namun, beberapa hambatan dakwah yang palin sering kita temui – dan paling sering saya alami – adalah munculnya statement dari kaum muslimin yang belum pahamkan Islam yang menolak dakwah islam dengan cara halus dan dengan pembenaran “Kita ini plural mas, jadi ga usah di paksakan.”
Nah, bagi hamilud dakwah yang lemah dan kurang tangguh dengan idealisme-nya, maka semangat dakwah yang sudah ia siapkan berhari-hari serta tsaqofah yang telah ia kumpulkan selama ia bergabung dengan organisasi dakwah, akan runtuh dalam sekejap!  Terus terang, saya secara pribadi sering mengalami hal ini, baik dari kalangan intelektual kampus – para mahasiswanya – hingga ke sanak saudara yang notabenenya mereka ini juga adalah muslim.

                Dan kemarin sayapun mendapatkan statement yang sama dari teman-teman di kampus tatkala menyiarkan dakwah Islam terkait pentingnya berhijab namun tidak di sertai dengan tabarruj. Inilah yang menjadi jurang bagi kaum muslimin – terutama muslimah -  ketika mereka memilih untuk berhijab. Tidak salah, patut di apreasiasi. Namun, dalam Islam ada beberapa rambu yang memang harus Muslimah pahami bahwa hijab, bukan hanya perkara busana pakaian, namun Alllah, dalam surat Al-Ahzab:33 menyertakan dengan Hijab perilaku. Sila di cek :)

                Di jelaskan pula oleh Rasulullah tentang hijab pakaian namun masih menampakkan lekuk tubuh, berjalan berlenggak-lenggok, serta kepala mereka seperti punuk unta. Dan horornya, Rasul menyampaikan bahwa muslimah yang masuk dalam kategori di atas tidak akan mencium bau surga padahal surga dapat di cium dari jarak sekian dan sekian.

                Lalu saat itu saya berusaha memberi masukkan agar kegiatan apapun yang bila itu berkaitan dengan muslimah, mohon agar di pertimbangkan dengan matang sebab muslimah, dalam bentuk apapun dan dengan kegiatan apapun tidak boleh di pentaskan dan di perlombakan, dengan dalih apapun! Mungkin tulisan ini takkan mampu menceritakan semuanya, tapi setidaknya teman-teman paham akan tujuan penulisan ini.

                Bukan hanya lomba dan pentas, namun Muslimah punya peran penting dalam Islam yang dimana mereka harus betul-betul menjaga diri dan memuliakan dirinya dengan Hijab yang sederhana. Just it. Itu sudah cukup membuat mereka ‘feel like a princess’ bukan dengan tampil depan umum dan tebar senyum depan manusia dan mencari penilaian mereka.

                Perlu di apresiasi segala bentuk syiar Islam dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, namun bila syiar berakhir petaka dan menjerumuskan pelaku dan panitia dalam jurang dosa, apalah guna ? Semoga Allah mengampuni kita semua.

                Saya yang masih berlumur dosa ini pun tidka bermaksud mengajari teman-teman semua, sebagai seorang muslim, hanya mengingatkan dan alangkah perihnya hati ini bila teman-teman menanggapi tulisan ini dengan mengatakan…
“Kita ini Plural Mas, jangan di paksa!!” | Halah! #TepokJidat
Saudara kalian @Iman_rk :)

Monday, December 2, 2013

Love u more, my dummy brother

Adikku, bila kau lahir aku akan banyak memujimu
Namun di lain waktu aku akan melawanmu
Aku adalah dinding bagimu maka lampauilah aku dengan tekadmu

Adikku, aku tak punya sejuta pengalaman seperti ayah
Namun dengan kita berpetualang bersama, kita akan menciptakan bermiliaran kisah
Yang dengan itu pula kita akan mengukir sejarah

Akan berat bagiku bila ada saat hanya kau yang di sayang ayah dan ibu
Namun betapa bodohnya aku berpikir akan hal itu, sebab pada hakikatnya kita adalah Satu
Kita akan berjalan bersama, berlari bersama, dan kita akan berjuang sekuat yang kita mampu

Saat ketika kau penasaran dengan apa yang ada dalam isi hatiku
Aku hanya ingin menjelaskan bahwa di dalamnya hanya ada dirimu
Laki-laki yang paling ku sayangi, yang aku pernah meneteskan air mata bahagia saat ibu melahirkanmu

Jangan besar kepala bodoh! Aku tak memujimu, kita saingan selamanya!
Tapi adikku, kau tahu, kenapa kita selalu sekata ketika kita bersama ?
Walau mencari sampai dasar lautanpun, kita takkan menemukannya

Adikku, bila berat bagimu berjuang
Kakakmu ini, senantiasa menyiapkan bahu untuk membuatmu tenang
Seperti harapnya malam ketika ia menegur bulan untuk terang

Mungkin ada lisanku yang menggoreskan luka dalam dadamu
Tapi, my little brother, tak ku gunakan lisan ini selain untuk melindungimu dari murka Allahmu
Bencilah kakakmu, marahlah, laporlah pada ayah dan ibu, namun aku akan menjawab “ini demi kebaikanmu”

Mencintaimu sampai kapanpun | Merindukanmu dimanapun | melindungimu walau harus menjalani penderitaan seperti apapun !
@Iman_rk | Love u more, my dummy brother :p

Sunday, December 1, 2013

Ironi 19 Tahun



     Setiap yang terlewati, bagiku adalah hembusan napas perjuangan yang tak bisa ku abaikan. Karena setelah Ramadhan yang ke 12 aku telah baligh dan wajib bagiku untuk turut berjuang dan menumpahkan darah di jalan ini walau aku bukan pahlawan. Ku sadari ada dalam tiap lisan dan hati yang belum aku setarakan, dimana ada pula saat keduanya jauh daripada iman. Sungguh ku sesali.

     Namun atas dasar itukah harus ku tinggalkan ummat yang sekarang hidup dalam gelap ? Aku bukanlah malaikat yang tiada nafsu dan pikiran, yang dimana harus ku hentikan dakwah hanya karena secuil dosa. Aku berharap meski lisan dan hati yang telah jauh dari keimanan, setidaknya aku masih memiliki mata yang masih bisa menangis mengemis ampunan-Nya.

     Ah, ku lupa satu hal ternyata… 18 tahun telah ku lewati, dan aku menatapi diri seolah perjuangan ku selama ini tiada berarti. Tapi bukankah pepatah arab mengatakan “bahwa malam paling gelap adalah malam yang mendekati fajar?” lagipula bukan tugasku untuk menghisab semua ini. Ku masih punya Allah.

     Terkadang aku tertawa melihat tingkah polah Ummat Islam, yang sekulerisme berhasil menyeret mereka jauh hingga tak dapat dijangkau mata. Entah kenapa setiap kali mengajak mereka dan mengingatkan mereka akan semua itu sama saja memberikan mereka rasa sakit, mereka lebih suka tenggelam dalam gelapnya sekulerisme dan bermandikan kedzaliman. Bagaikan laron yang mendekati api, aku mencegah mereka agar tak mendekati namun mereka justru menyengatku dengan kuku hingga sakitnya sampai ke ulu hati.

     Aku mencintai langit bukan berarti aku tak menginjak bumi, seolah tak terperi rasa sedihku ketika ku melihat mereka begitu tenang dalam hidupnya menjalani nikmatnya sistem warisan syaithan. Sekulerisme, yang mengajak Umat Islam agar tak usah membawa Allah dalm kehidupan, cukuplah Allah dalam masjid saja. Geram ku mendengarnya dan di saat yang sama – aku menangis. Seolah-seolah Allah hanya menilai ibadah mereka hanya dalam shalat dan saat ramadhan, yang dimana janjikan pahala dan limpahan berkah.

     Ku tak pantas mengeluh, sungguh ku tak pantas. Bilakah pantas aku mengeluh sementara Rasulku sendiri merasakan kegoncagan, siksa dan airmata tatkala dulu ia berjuang ? Biarlah besi yang berkarat ketika mereka di makan waktu, namun emas tetaplah emas, yang makin mengkilap dan cemerlang ketika ia semakin di tempa. Dan itulah harusnya seorang pengemban dakwah – sepertiku.


Iman Rusmawansyah.

Penya’ir dadakan.

 

© 2013 Be a Ghazi. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top