Wednesday, May 29, 2013

Learning by Her/Him :D

                Sebenarnya tulisan ini sudah kami bahas pada bagian sebelumnya, yaitu ‘My Ex | My Inspiration’, namun kami merasa masih janggal dan masih banyak penjabaran tentang hal itu. Maka sekarang saatnya nulis secara detail manfaat-manfaat positiv dari mantan. Tapi ingat, bukan berarti hanya karena tulisan ini adalah referensinya langsung dari Mantan maka pembaca juga ikut perbanyak Mantan, atau paling parah selingkuh hanya karena pingin banyakin mantan supaya ngambil banyak pelajaran dan nambah inspirasi. Waduhh, kami gak tanggung lho ya :D
                Sobat semua, ramai yang membahas bahwa ‘Experience is the best teacher’ (yang gak bisa bahasa inggris diem aja ya. Hahaha!) dan menurut kami itu benar. Real dan banyak pelajaran yang bisa kita petik dari banyaknya pengalaman-pengalaman, terlepas entah itu baik ataupun buruk. Sama halnya dalam hubungan percintaan, terlepas hubungan itu mulus ataupun hangus, di SETIA’in atau di SELINGKUHin, di cuekkin atau diperhatiin. Well, it’s your call. Pengalamanmu sendiri yang  bisa menilainya.
Tapi sayang, sedikit yang memetik pelajaran dan jadikan itu untuk perbaikkan kedepannya. Dan memang ‘iya’ bahwa mencintai terus menerus identik dengan laki-laki, karena sekali ditolak cari lagi dan lagi. Berbeda dengan Wanita, yang polos bin tulus gak pandang wajah namun pengorbanan. Betul atau benar ? Sekali lagi, it’s your call. Terserah kamu :D

                 

Tapi, bukankah dalam kisah itu terdapat pelajaran ?
Allah swt has said:
“Sungguh, dalam kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal…” [Yusuf: 111]

 

Yang ditekankan adalah bukan galaunya, atau sakitnya, tapi perbaikannya agar dapat berubah ke arah yang lebih baik. Apa artinya akal kalau gak bisa ngambil pelajaran?
Sederhananya, galau itu enak gak ? Atau kecewa itu enak gak ? Kalau gak enak mestinya dijauhin bukan ditambah-tambahin, atau yang paling horor dinikmatin. Hatcchii ! Sorry, agak alergi sama yang begituan.
                Baik sekarang kita lanjut. Jujur saja, saya secara pribadi -+ telah berpacaran sebanyak 17x ! Padahal, menurut penelitian jika seseorang menikmati dan mulai tenggelam dalam liang pacaran, mereka akan cenderung mengulang dan mengulang tapi kabar baiknya kami tidak mengulang hal itu. Yah, karena haram dan pastinya banyak hal negativ ketimbang hal positiv.
Dan terakhir saya berpacaran kelas 3 SMA. Alhamdulillah gak saya ulangi.
Pertanyaannya, “kok bisa move on gitu sih? Gimana caranya?” Oke, sekarang kita bahas. :)


Lanjutkan bacanya…


1.       Islam, just it.
Apa sih yang gak bisa dijelasin sama Islam? Semua hal dari bangun tidur sampai bangun negara diatur sedemikain rupa, apalagi hal selevel pacaran?! Tentu lebih mudah lagi.
Memang gak ada yang instan didunia ini, kalau mau yang instan ya Mi Instan. Tentu jauh sebelum berpacaran saya secara pribadi telah mengenal Islam (dikit-dikit). Dan banyak menemui hukum-hukum tentang khalwat. Misalnya dalam sebuah hadist dibawah ini.
“ Janganlah salah seorang diantara kalian berkhalwat dengan seorang Wanita. Karena sesungguhnya setan akan menjadi orang yang ketiga diantara mereka berdua “ [HR. Ahmad]. Maka gak ada ruang lagi bagi kita untuk berdua-duaan.
Dan ini lebih horor lagi hadistnya:
“ Lebih baik kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi dibanding kalian menyentuh Wanita yang bukan mahram “ [HR. Thabrani]
Glekk ! Ini hadist yang langsung membungkam saya ketika itu. Dan yah, Loe Gue End. Alias Putus :D
“Cuma gitu doank?” Jangan liat kata-katanya, liat siapa yang mengatakan ! Itu Rasul yang bilang tuh, bukan saya.


2.       Dunia berubah, maka jadilah Perubah
Setiap malamnya saya merenung, “Apa mungkin saya harus seperti ini terus yah? Siapa yang akan merubah Dunia ini kalau saya terus pacaran? Apa harus orang Amerika melulu yang merubah, mereka ‘kan notabenenya Kafir ? Kenapa bukan saya aja atau muslim aja yang rubah dunia ini?” Nah, disini ada pelajaran penting bahwa ditangan kita, InsyaAllah, dunia ini akan berubah ! Atau se-enggaknya minimal lingkungan dan teman-teman kita yang kita rubah. Just think about that, forget about LOVE !
Oya, sebenarnya bukan Love (cinta) tapi Lust (nafsu).


3.       Love ? I Like it, but I don’t have a time…
Siapa sih di antara kita yang gak pengen jatuh cinta tiap harinya berbunga-bunga karenanya hingga yang namanya GALAU itu benar-benar hilnag dari Bumi ? Saya rasa gak ada, begitupun saya.
Saya merasa bahwa cinta adalah segalanya dan yang gak mengahragai cinta berarti gak menghargai anugerah yang diberikan Allah ! Bagus… Tapi salah !
Kita terlalu sempit menjadikan CINTA hanya sebatas pacaran dan  pegangan tangan, sebatang coklat atau sebungkus kado ! Menilai Cinta hanya sebatas gitu doang ? Saya merasa bahwa saya orang paling bodoh sedunia.
Saya suka bercinta dan menjalinnya, tapi saya gak punya WAKTU untuk menghabiskannya bersama kekasih yang pada hakikatnya ia belum jelas Istri atau bukan.
Cinta gak salah, ia bisa di tata sesuai syariat. Agar mencintai Allah, Rasul saw dan Islam. 3 hal ini cukup untuk saya dan kamu cintai. PETIKLAH PELAJARAN, bahwa PACARAN itu MELELAHKAN. :)


___________________________________________________________
       
         Maka dari itu berterimakasihlah pada mantanmu dan say goodbye buat mereka. Mereka gak usah dibenci dan memang gak boleh dibenci, tentu itu bukan cara Islam. Namun berterimakasihlah, merekalah yang mengajarkan kita bahwa ada kebahagiaan di sela-sela rasa sakit yang mereka beri.
Ada harapan di tengah-tengah batu sandungan yang mereka lemparkan.
Ada kekuatan dibalik semua kekecewaan yang kita rasa.
Tentunya semua itu atas izin Allah yang tak ingin kita lemah.








Cinta memang tak mungkin dipaksa karena itu adalah anugrah | Namun ia bisa ditata agar sesuai syariat
Cobalah berpuasa untuk mengekang cinta yang belum sepantasnya | Agar ia tak menjadi dosa karena diumbar sebelum waktunya
Atau arahkan cinta untuk mengalun pujian-pujian kepada-Nya lewat pena | Biar cinta menjadi lembaran-lembaran menarik yang layak dibaca
Bicara cinta kepada lawan jenis memang menarik hati | Namun mencintai dalam diam itu punya daya pikat tersendiri
Tak selamanya mencintai itu memiliki, terkadang cinta itu melepas pergi | Jauhkan YANG DICNTAI dari api, dekatkan ia pada cinta ilahi
Tak selamanya mencintai itu harus berpegangan tangan | Ia hanya mengumbar nafsu setan, MENOPENG cinta dengan kemaksiatan
Bagi lelaki yang mencintai Allah, MEMULIAKAN Wanita adalah menjaga jarak dan melindungi izzah | Tak mengajak Wanita salah langkah, sungguh kehormatan itu lebih daripada darah
Bagi Wanita yang mencintai Allah, pintar menempatkan diri agar tidak menjadi fitnah | Menghormati pria adalah tidak mengumpankan manis harapan, yang membuat laki-laki resah gelisah
MAKA LUPAKAN DIA | CINTAI YANG SEPANTASNYA, PETIKLAH PELAJARAN DARINYA :)


Semoga Manfaat.
For more, find me: @Iman_rk

              

Sunday, May 26, 2013

Istirahat ? Surga Aja !

                Menjadi hebat dan sukses adalah sebuah keniscayaan, tak ada yang betul-betul terjadi. Kecuali kita benar-benar berikhtiar dan mau berkorban untuk hal itu. Terlebih lagi, menjadi hebat dan sukses tidak semudah membalik telapak tangan. Dinamika dan tantangan adalah dua bumbu yang tak bisa di hindari, dan jika ingin hebat dan sukses tanpa adanya 2 hal itu, maka kehebatan dan kesuksesan kita adalah sesuatu yang instan ! Tanpa rasa, tanpa makna ! Terjadi begitu saja tanpa ada kenangan dan tak ada yang mengenang.

Berdakwah misalnya, untuk menjadi hebat dan sukses lelah-lelah dalam berdakwah adalah sesuatu yang wajar dan akan kita rasakan, dan kadang kita merasa ingin menyerah sejak dari awal. Makian, sindiran, hingga cacian manusia senantiasa mengiringi langkah mulia ini. Namun bagi mereka yang merindukan akan kebangkitan Islam, bagi mereka yang merindukan Surga Allah, dinamika adalah nikmat. Tantangan bagaikan kemenangan yang kian dekat. Karena mereka yakin, dan tidak menggunakan visi mereka sebatas pada mata !

They believe in something that cannot be seen by eyes !
Orang-orang seperti inilah para Ksatria Allah. Hadist dan Al-quran sebagai satu-satunya penggerak dan inspirator bagi mereka !
Apa guna perkataan manusia ? Cacian, sindiran, hinaan mereka bagaikan fatamorgana belaka.


Seorang ulama besar, yang namanya masih kita sebut hingga saat ini. Seorang Ulama Yatim. Seorang Ulama yang mengelilingi dunia hanya karena sebuah hadist. Seorang Ulama yang wara dan terkenal dengan zuhudnya.  Seorang Ulama yang terus berjuang membela kebenaran.

Ulama tersebut melindungi Al-quran dari paham filsafat sesat yang mengatakan bahwa Al-quran adalah Mahluk. Bahkan ia rela dicambuk hingga ratusan kali hingga mematahkan tulang pundaknya dan akhirnya dilempar dalam penjara selama tiga dekade.
Seseorang bertanya padanya: “Wahai Imam, tubuhmu telah kurus dan kering. Lukamu telah menggerogoti tubuhmu, sampai kapan engkau akan terus berjuang?”
Ia menjawab: “Seorang Muslim hanya boleh beristirahat ketika ia telah menginjakkan kakinya kedalam Surga !”

Tidak lama kemudian beliau meninggal karena rasa sakit dan luka yang dibawanya dari penjara semakin parah dan memburuk. Pada hari itu tidak kurang dari 130.000 Muslimin yang hendak menshalatkannya.

Ulama tersebut adalah, Ahmad bin Hanbal.

Yang terlupa

Sebelum memulai membaca tulisan ini secara lengkap. Izinkan saya bercerita sedikit, boleh ya ? (Ya boleh lah, ini kan blog saya ! Terserah saya, mau saya gigit juga terserah ! Hehehe !)
Becanda, becanda.

Jadi gini ceritanya. Beberapa hari yang lalu, saya mengingat kembali semua buku yang telah saya baca, semua kitab karangan para ulama. Yah, sebenarnya gak semua sih, beberapa diantaranya. Ternyata ada satu hal yang belum sempat saya tuliskan disini, dan satu hal itu adalah yang terpenting dari yang terpenting, satu hal yang membuat para Ulama membatalkan pekerjaan mereka dan membuat pekerjaan mereka selesai dengan sempurna. Entah itu bekerja, menulis, sholat, puasa, dan semua aktivitasnya. Kok sampai segitunya? Ya iya, karena satu hal itu adalah NIAT. Sekali lagi, karena disebabkan oleh NIAT.

Makanya kemarin saya sangat menyesal gak ngebahas masalah ini dari awal pembuatan Blog yang dha’if ini.
Di dalam Kitab Hadist arbain misalnya, (yang belum punya saya sarankan segera memiliki Kitab ini. Murah kok, Cuma Rp.2.500 ditiap daerah InsyaAllah ada) dalam kitab ini ternyata pembahasan awalnya adalah NIAT. Sekali lagi, NIAT. Ini hadistnya:



“ Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan sesuai yang dia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena dunia karena dunia yang ia harapkan dan karena Wanita yang ingin ai nikahi maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan”
[HR. Bukhari & Muslim]


Diriwayatkan bahwa Imam Abū Sa’īd ‘Abdur Rahmān bin Mahdiy berkata:
“Seandainya saya menulis sebuah kitab, maka dalam setiap babnya akan saya cantum-kan hadits ini”, dan diriwayatkan pula bah-wa beliau berkata:
“Barangsiapa yang ingin menulis sebuah kitab, maka hendaknya ia memulainya dengan hadits ini”
Imam Abū Sulaymān Hamd bin Mu-hammad bin Ibrāhīm al-Khaththābiy asy-Syāfi’iy dalam kitab al-Ma’ālim-nya berkata:
“Guru-guru kami terdahulu sangat me-nyukai untuk memulai berbagai pembahasan tentang masalah agama dengan hadits ini, ka-rena hadits ini berkaitan erat dengan berbagai persoalan”
                

         Sobat, niat itu penting dan perlu kita perhatikan. Karena jika Niatnya saja sudah salah maka salah akhirnya.
Renungkan pula perkataan dari Ulama dibawah ini.
“Berapa banyak amal besar menjadi kecil disebakan oleh NIAT, dan berapa banyak amal kecil menjadi besar karena niat”
Perhatikan setiap tingkah kita, sekecil apapun itu.

Semoga Allah melindungi kita dari niat yang salah. Aamiin. :)







Semoga manfaat.
For more, find me: @Iman1453

Friday, May 24, 2013

This is My Way !

“Jika tak bisa jadi yang nomor 1, maka jadilah yang terbaik, jika tak bisa jadi yang terbaik maka jadilah yang berbeda” | Anonim.

                

              Ketika mendapat kata-kata ini dari member FIU (For Islamic Unity) saban hari, saya merinding. Beneran. Betapa tidak, sentuhan kata-katanya bagai sengatan listrik bagi saya pribadi. Sebuah kalimat persuasif yang melecut dan melejitkan motivasi.
Dan bagi saya itu benar adanya, menjadi yang nomor 1 hanyalah satu di antara 3 kunci kesuksesan yang lain, yaitu menjadi yang terbaik dan berbeda. Tak perlu egois diri, akui saja bahwa menjadi nomor satu mungkin bisa saja menjadikan kita arogan dan sombong kemudian enggan menerima nasihat orang lain atau teman-teman kita, karena kita menganggap mereka adalah nomor 2, nomor 3 dan seterusnya.
Namun, kita tidak akan membahas negativnya. Take the right, okey. Menjadi nomor satu disini tentu tak mesti dengan harta dan sejenisnya. Kamu bisa menjadi nomor satu hanya dengan amalan-amalanmu, kemampuan empati dan simpati, dan lainnya.
Menjadi nomor1 dalam hal kecerdasan, nomor1 yang selalu mendapat informasi positiv, nomor1 dalam hal menebar kebaikan, nomor 1…nomor1.. Yes !!
Kalau bisa jadi yang nomor 1 dalam kebaikan, mengapa harus menjadi nomor 2 dan 3 ?

                 


         Berbeda jika kita memiliki mental sebagai orang yang mampu melakukan yang terbaik. Be the Best ! Tak banyak orang yang mampu dan mau, namun saya yakin mungkin kamulah orangnya. Terbaik dalam amalan, terbaik dalam taubat, terbaik dalam melakukan hal apapun karena ia sadar betul bahwa yang terbaik pasti takkan mengecewakan orang-orang disekitarnya. Ia sadar bahwa dirinya memiliki potensi yang membuat ia terus menempa diri hingga akhir. Bagi mereka yang memiliki mental ini, menyerah adalah urusan belakangan ! Ia hanya akan beristirahat ketika sedang berpikir atau muhasabah (introspeksi diri) dan merenacanakan strategi lanjutan untuk visinya !
Baginya, tak ada yang tidak mungkin. Be the best, yeah !

                 


                Yang ketiga, jadilah yang berbeda. Tidak seperti yang pertama dan yang kedua, yang satu ini memiliki ke-khasan tersendiri dalam meraih kesuksesannya. Ia tak ingin sama dengan yang lain (Ya iyalah, namanya juga yang berbeda) melakukan sesuatu dengan cara-cara ekstrim yang tak pernah terlintas dalam pikiran orang biasa!
Mottonya: “ I Love What I do, I do What I Love !” Muantep, sebenarnya sih ini motto saya. Hehehe !
Lha, kalau memang mau jadi yang terbaik dan nomor satu, gak perlu niru orang lain tho ? Kalau bisa berbeda, kenapa harus sama ? Wong Allah aja ciptain Manusia berbeda-beda, maka itulah kesempatan kita tuk memanfaatkan potensi diri !
(Untuk detailnya, cek tulisan Pembeda Abadi)

                 


Yang mana yang menjadi karaktermu ? Choose one, now !





Moga manfaat.
For more, find me: @Iman_rk

 

© 2013 Be a Ghazi. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top